Polisi Corat-Coret Kantor Polisi, Ada Apa? –
4 min readMarkas Polres Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), dipenuhi coretan bertuliskan “Sarang Korupsi” dan “Sarang Pungutan Liar (Pungli)”. Coretan tersebut dapat dilihat di dinding ruangan Satuan Lalulintas (Satlantas), Satuan Narkoba (Satnarkoba) serta sejumlah ruangan lain.
Pelakunya seorang oknum polisi berpangkat Aipda, berinisial HR. HR merupakan polisi aktif dan pernah menjabat Kanit Tipidkor Polres Luwu, Sulsel.
Yan’s dalam akun Twitternya @yaniarsim mengunggah empat foto yang berisi coretan “Sarang Korupsi” dan “Sarang Pungli” di dinding Markas Polres Luwu, Sulawesi Selatan.
Tidak hanya itu, coretan juga ditemukan di mobil Patroli Luwu bertulis “Raja Pungli”, yang ditulis menggunakan cat semprot atau Pilox.
“Dinding Mako Polres Luwu, Sulsel dipenuhi coretan “Sarang Pungli dan Korupsi” pelakunya Aipda HR. Polisi coret kantor polisi,” ujar Yan’s dalam caption-nya.
Menurut @GreatAdjie, aksi coret-coret tersebut merupakan sindiran keras untuk institusi Polri, khususnya Mapolres Luwu. Soalnya, kuat dugaan bahwa kolusi dan korupsi sudah mengakar dan mendarah daging di institusi ini.
“Wajah Polisi kita saat ini,” sindir @DrsRayendra.
Akun @Daduk01 meminta peristiwa pencoretan kantor polisi diusut. Bisa jadi, kata dia, ada sebab musabab sehingga oknum polisi tersebut melakukan coret-coret.
“Soalnya, bisa jadi dia mau melawan secara argumen sudah tidak mampu, makanya bikin beginian,” ujarnya.
Akun @Kawalkeadilan menyebut peristiwa tersebut salah satu contoh anggota polisi yang berani speak up tentang kebenaran. Dia bilang, demi Polri yang lebih baik, harusnya upaya menjadikan Polri lebih bersih, akuntabel dan professional kudu didukung.
“Yang begini biasanya sudah benar-benar muak sama lingkungannya. Dia pengennya lurus-lurus aja, tapi terpaksa harus ikut-ikutan buat nutupin yang lain,” ungkap @Rickypradana.
“Kalau benar yang nyoret-nyoret ini anggota Polisi setempat, mungkin dia polisi jujur yang tertindas,” kata @Dennyirvan09.
Akun @Selamat_dj mengatakan, aksi coret-coret merupakan luapan amarah dari akumulasi kekecewaan seorang anggota polisi yang dianggap jiwanya terganggu, tapi nalar dan pikirnya bekerja normal.
“Dia tak sanggup lagi melihat institusi yang dicintainya kehilangan kepercayaan publik,” katanya.
Menurut @Ocewan4, kemungkin Aipda HR polisi baik dan jujur. Sehingga, kata dia, Aipda HR muak dengan kelakuan atasan dan teman-teman polisinya yang suka beking judi, jual narkoba dan skenario kasus.
“Semoga Aipda HR diapresiasi oleh @DivHumas_Polri, bukan malah dipecat dan dikatakan gila,” harap @Negeripinokio.
Akun @eddyny menyambung. Kata dia, pelaku corat-coret dianggap mengalami gangguan kejiwaan. Dia bilang, konon menurut dokter jiwa yang praktek di Rumah Sakit Jiwa (RSJ), Aipda HR dianggap gila.
“Mungkin bagi polisi kebanyakan, polisi yang jujur itu menyimpang dari kebiasaan mereka yang umumnya tidak jujur,” sindir @ZaiZui.
Akun @Argo33Susanto menuturkan, Polisi tembak Polisi sudah, dan Polisi tangkap Polisi biasa. Sekarang, kata dia, Polisi corat-coret Kantor Polisi. “Itu baru luar biasa,” ujarnya. [TIF] ]]> , Markas Polres Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), dipenuhi coretan bertuliskan “Sarang Korupsi” dan “Sarang Pungutan Liar (Pungli)”. Coretan tersebut dapat dilihat di dinding ruangan Satuan Lalulintas (Satlantas), Satuan Narkoba (Satnarkoba) serta sejumlah ruangan lain.
Pelakunya seorang oknum polisi berpangkat Aipda, berinisial HR. HR merupakan polisi aktif dan pernah menjabat Kanit Tipidkor Polres Luwu, Sulsel.
Yan’s dalam akun Twitternya @yaniarsim mengunggah empat foto yang berisi coretan “Sarang Korupsi” dan “Sarang Pungli” di dinding Markas Polres Luwu, Sulawesi Selatan.
Tidak hanya itu, coretan juga ditemukan di mobil Patroli Luwu bertulis “Raja Pungli”, yang ditulis menggunakan cat semprot atau Pilox.
“Dinding Mako Polres Luwu, Sulsel dipenuhi coretan “Sarang Pungli dan Korupsi” pelakunya Aipda HR. Polisi coret kantor polisi,” ujar Yan’s dalam caption-nya.
Menurut @GreatAdjie, aksi coret-coret tersebut merupakan sindiran keras untuk institusi Polri, khususnya Mapolres Luwu. Soalnya, kuat dugaan bahwa kolusi dan korupsi sudah mengakar dan mendarah daging di institusi ini.
“Wajah Polisi kita saat ini,” sindir @DrsRayendra.
Akun @Daduk01 meminta peristiwa pencoretan kantor polisi diusut. Bisa jadi, kata dia, ada sebab musabab sehingga oknum polisi tersebut melakukan coret-coret.
“Soalnya, bisa jadi dia mau melawan secara argumen sudah tidak mampu, makanya bikin beginian,” ujarnya.
Akun @Kawalkeadilan menyebut peristiwa tersebut salah satu contoh anggota polisi yang berani speak up tentang kebenaran. Dia bilang, demi Polri yang lebih baik, harusnya upaya menjadikan Polri lebih bersih, akuntabel dan professional kudu didukung.
“Yang begini biasanya sudah benar-benar muak sama lingkungannya. Dia pengennya lurus-lurus aja, tapi terpaksa harus ikut-ikutan buat nutupin yang lain,” ungkap @Rickypradana.
“Kalau benar yang nyoret-nyoret ini anggota Polisi setempat, mungkin dia polisi jujur yang tertindas,” kata @Dennyirvan09.
Akun @Selamat_dj mengatakan, aksi coret-coret merupakan luapan amarah dari akumulasi kekecewaan seorang anggota polisi yang dianggap jiwanya terganggu, tapi nalar dan pikirnya bekerja normal.
“Dia tak sanggup lagi melihat institusi yang dicintainya kehilangan kepercayaan publik,” katanya.
Menurut @Ocewan4, kemungkin Aipda HR polisi baik dan jujur. Sehingga, kata dia, Aipda HR muak dengan kelakuan atasan dan teman-teman polisinya yang suka beking judi, jual narkoba dan skenario kasus.
“Semoga Aipda HR diapresiasi oleh @DivHumas_Polri, bukan malah dipecat dan dikatakan gila,” harap @Negeripinokio.
Akun @eddyny menyambung. Kata dia, pelaku corat-coret dianggap mengalami gangguan kejiwaan. Dia bilang, konon menurut dokter jiwa yang praktek di Rumah Sakit Jiwa (RSJ), Aipda HR dianggap gila.
“Mungkin bagi polisi kebanyakan, polisi yang jujur itu menyimpang dari kebiasaan mereka yang umumnya tidak jujur,” sindir @ZaiZui.
Akun @Argo33Susanto menuturkan, Polisi tembak Polisi sudah, dan Polisi tangkap Polisi biasa. Sekarang, kata dia, Polisi corat-coret Kantor Polisi. “Itu baru luar biasa,” ujarnya. [TIF]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID