Kalau AHY Diduetkan Anies Demokrat Apa Mau Dikendalikan Paloh –
5 min readPartai Demokrat ingin menduetkan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, di Pilpres 2024. Namun, Demokrat harusnya menimbang-nimbang dulu. Sebab, kalau duet itu jadi, Demokrat bisa dikendalikan oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Memangnya, Demokrat mau seperti itu?
Keinginan Demokrat menduetkan Anies-AHY terlihat jelas dari sikap para petingginya. Bahkan, AHY, yang merupakan Ketua Umum Demokrat, memperlihatkan langsung keinginan itu. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono ini mengklaim, dirinya dan Anies sudah klop.
“Alhamdulillah, banyak kecocokan. Banyak kesamaan pemikiran, banyak juga hal yang kita diskusikan tentang berbagai isu. Isu-isu kebangsaan, isu rakyat,” ujar AHY, di Bantul, DIY, Selasa (4/10).
AHY juga mengklaim sepemikiran dengan Anies menyangkut sinergi-kolaborasi antarparpol dan antartokoh pengusung perubahan, serta perbaikan mampu. Jika dirinya dan Anies duet di 2024, AHY pede bisa menghadirkan sebuah kekuatan rakyat.
“Kita bisa menghadirkan sebuah kekuatan rakyat yang akhirnya bisa membawa arus perubahan, dengan perbaikan ini benar-benar berlayar untuk Pemilu 2024,” imbuhnya.
AHY melanjutkan, duet tersebut bukan keinginannya semata. Duet tersebut merupakan harapan para kader Demokrat dan masyarakat umum. Karena itu, dia sangat berharap, duet dirinya dan Anies bisa terwujud.
“Ada poros perubahan dan perbaikan. Semoga jalan itu terbuka dengan parpol lainnya seperti NasDem dan PKS,” ucapnya.
Dia pun semakin pede, karena deklarasi pencapresan Anies oleh NasDem telah melalui koordinasi sebelumnya dengan PKS dan Demokrat. Hal ini menandakan chemistry antara Demokrat, NasDem, dan PKS, terus terbangun secara erat.
Namun, Demokrat sepertinya lupa bahwa Paloh memiliki “saham” besar dalam pencapresan Anies. Sebab, NasDem menjadi partai pertama yang secara resmi mencapreskan Gubernur DKI Jakarta itu di Pilpres 2024. Dengan kondisi ini, Paloh punya kendali penuh terhadap Anies. Jika Anies duet dengan AHY, Paloh juga berpotensi mengendalikan Demokrat.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, sebagai pihak pertama yang mengusung Anies, Paloh mempunyai nilai lebih. Bahkan Paloh bisa menjadi pengendali Anies. “Itu kelebihan dari partai pengusung pertama dibanding yang lain,” kata Ujang.
Dari sisi kursi di DPR, NasDem juga leading dibanding Demokrat dan PKS. NasDem punya 59 kursi. Sedangkan Demokrat 54 kursi dan PKS 50 kursi. Kondisi ini juga membuat kendali NasDem lebih besar. “Ini menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi NasDem dibandingkan partai koalisi lain,” tambah Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra tidak khawatir Paloh akan mengendalikan Demokrat. Alasannya, hubungan yang dibangun antara NasDem, Demokrat, dan PKS, didasarkan pada kesetaraan.
“Hubungan kami ini didasari prinsip-prinsip kesetaraan dan kesejajaran. Jadi, tidak ada siapa mengontrol siapa. Semua kita komunikasikan bareng. Semua kita sepakati bareng,” ucap Herzaky, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia tidak menampik Paloh menjadi sosok yang paling ditokohkan di antara Ketum Demokrat dan Presiden PKS. Sebab, pengalaman politik Paloh lebih panjang. Strategi pemenangannya pun lebih jitu. Buktinya, Paloh bisa mengantarkan SBY dan Jokowi menjadi presiden.
“Mohon doanya dari rakyat Indonesia. Semoga kami dapat bersama memperjuangkan perubahan dan perbaikan untuk rakyat, bangsa, dan negara,” jelas dia.
Sedangkan politisi senior NasDem Bestari Barus menyatakan, NasDem bukan partai yang suka gagah-gagahan. Apalagi sampai mengangkangi partai koalisi, meskipun punya poin lebih untuk mengendalikan.
“Kalau diawali sana dan sini mengendalikan, saya kira tidak. Kalaupun kita dahului, itu kan hasil Rakernas. Kalau mengenai kursinya lebih, memang lebih, tapi lebih saja, tidak mungkin menjadi dominan,” beber Bestari.
Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyatakan, bila Anies-AHY berjodoh, mau tidak mau Demokrat harus patuh terhadap Paloh. Pasalnya, Paloh merupakan tokoh yang disegani dari tataran partai.
“SP punya kapasitas sebagai king maker seperti SBY. Namun, SBY sekarang tidak pegang kendali Demokrat secara penuh, sehingga mau tidak mau, tokoh yang mungkin punya kendali penuh, ya SP,” ucap Dedi.■
]]> , Partai Demokrat ingin menduetkan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, di Pilpres 2024. Namun, Demokrat harusnya menimbang-nimbang dulu. Sebab, kalau duet itu jadi, Demokrat bisa dikendalikan oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Memangnya, Demokrat mau seperti itu?
Keinginan Demokrat menduetkan Anies-AHY terlihat jelas dari sikap para petingginya. Bahkan, AHY, yang merupakan Ketua Umum Demokrat, memperlihatkan langsung keinginan itu. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono ini mengklaim, dirinya dan Anies sudah klop.
“Alhamdulillah, banyak kecocokan. Banyak kesamaan pemikiran, banyak juga hal yang kita diskusikan tentang berbagai isu. Isu-isu kebangsaan, isu rakyat,” ujar AHY, di Bantul, DIY, Selasa (4/10).
AHY juga mengklaim sepemikiran dengan Anies menyangkut sinergi-kolaborasi antarparpol dan antartokoh pengusung perubahan, serta perbaikan mampu. Jika dirinya dan Anies duet di 2024, AHY pede bisa menghadirkan sebuah kekuatan rakyat.
“Kita bisa menghadirkan sebuah kekuatan rakyat yang akhirnya bisa membawa arus perubahan, dengan perbaikan ini benar-benar berlayar untuk Pemilu 2024,” imbuhnya.
AHY melanjutkan, duet tersebut bukan keinginannya semata. Duet tersebut merupakan harapan para kader Demokrat dan masyarakat umum. Karena itu, dia sangat berharap, duet dirinya dan Anies bisa terwujud.
“Ada poros perubahan dan perbaikan. Semoga jalan itu terbuka dengan parpol lainnya seperti NasDem dan PKS,” ucapnya.
Dia pun semakin pede, karena deklarasi pencapresan Anies oleh NasDem telah melalui koordinasi sebelumnya dengan PKS dan Demokrat. Hal ini menandakan chemistry antara Demokrat, NasDem, dan PKS, terus terbangun secara erat.
Namun, Demokrat sepertinya lupa bahwa Paloh memiliki “saham” besar dalam pencapresan Anies. Sebab, NasDem menjadi partai pertama yang secara resmi mencapreskan Gubernur DKI Jakarta itu di Pilpres 2024. Dengan kondisi ini, Paloh punya kendali penuh terhadap Anies. Jika Anies duet dengan AHY, Paloh juga berpotensi mengendalikan Demokrat.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, sebagai pihak pertama yang mengusung Anies, Paloh mempunyai nilai lebih. Bahkan Paloh bisa menjadi pengendali Anies. “Itu kelebihan dari partai pengusung pertama dibanding yang lain,” kata Ujang.
Dari sisi kursi di DPR, NasDem juga leading dibanding Demokrat dan PKS. NasDem punya 59 kursi. Sedangkan Demokrat 54 kursi dan PKS 50 kursi. Kondisi ini juga membuat kendali NasDem lebih besar. “Ini menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi NasDem dibandingkan partai koalisi lain,” tambah Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra tidak khawatir Paloh akan mengendalikan Demokrat. Alasannya, hubungan yang dibangun antara NasDem, Demokrat, dan PKS, didasarkan pada kesetaraan.
“Hubungan kami ini didasari prinsip-prinsip kesetaraan dan kesejajaran. Jadi, tidak ada siapa mengontrol siapa. Semua kita komunikasikan bareng. Semua kita sepakati bareng,” ucap Herzaky, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia tidak menampik Paloh menjadi sosok yang paling ditokohkan di antara Ketum Demokrat dan Presiden PKS. Sebab, pengalaman politik Paloh lebih panjang. Strategi pemenangannya pun lebih jitu. Buktinya, Paloh bisa mengantarkan SBY dan Jokowi menjadi presiden.
“Mohon doanya dari rakyat Indonesia. Semoga kami dapat bersama memperjuangkan perubahan dan perbaikan untuk rakyat, bangsa, dan negara,” jelas dia.
Sedangkan politisi senior NasDem Bestari Barus menyatakan, NasDem bukan partai yang suka gagah-gagahan. Apalagi sampai mengangkangi partai koalisi, meskipun punya poin lebih untuk mengendalikan.
“Kalau diawali sana dan sini mengendalikan, saya kira tidak. Kalaupun kita dahului, itu kan hasil Rakernas. Kalau mengenai kursinya lebih, memang lebih, tapi lebih saja, tidak mungkin menjadi dominan,” beber Bestari.
Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyatakan, bila Anies-AHY berjodoh, mau tidak mau Demokrat harus patuh terhadap Paloh. Pasalnya, Paloh merupakan tokoh yang disegani dari tataran partai.
“SP punya kapasitas sebagai king maker seperti SBY. Namun, SBY sekarang tidak pegang kendali Demokrat secara penuh, sehingga mau tidak mau, tokoh yang mungkin punya kendali penuh, ya SP,” ucap Dedi.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID