DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
18 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Hari Kopi Dunia, Flash Coffee Gali Talenta Barista Indonesia Lewat Latte Art Championship –

3 min read

Flash Coffee menggali talenta barista muda Indonesia melalui kompetisi Flash LAC (Latte Art Championship). Kompetisi digelar sebagai ajang pencarian talenta baru yang bisa terus memajukan perkopian nusantara.

Managing Director Flash Coffee Indonesia Maxime Chaury mengatakan, kompetisi ini diselenggarakan untuk menyambut Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada 1 Oktober. Kompetisi ini sebagai ajang pencarian talenta baru yang bisa terus memajukan perkopian nusantara.

“Bagi barista muda profesional yang belum pernah ikut kejuaran seni latte, Flash LAC bisa jadi ajang batu lompatan untuk menguji kemampuan dan kepercayaan diri. Dari ajang ini mereka bisa mendapatkan masukan berharga dari dewan juri yang sudah melanglang buana di berbagai kejuaraan tingkat nasional maupun internasional,” kata Max.

Head Barista Flash Coffee Robby Firlian mengatakan, kultur kopi di Indonesia semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir. Lewat ajang Flash LAC, dirinya harap komunitas barista Indonesia jadi semakin maju dan masyarakat umum terpancing untuk tahu lebih banyak tentang dunia perkopian

Robby mengatakan, kali ini ada 24 kontestan yang ikut dalam kejuaran. 18 peserta adalah pemenang audisi yang dilakukan secara daring oleh para juri. Tiap peserta ditantang mendokumentasikan keahliannya dalam membuat secangkir latte art dan diunggah ke media sosial. Sementara enam peserta lain merupakan pemenang kompetisi latte art internal Flash Coffee.

Babak pertama 1 vs 1 Basic Pattern Battle, peserta diadu untuk membuat pola dasar seni latte. 12 pemenang terbaik berhak melaju ke babak kedua 1 vs 1 Pattern From Juries Battle, mereka akan saling berhadapan untuk menirukan pattern seni latte yang dibuat oleh dewan juri.

Enam pemenang tersisa akan bertarung dalam babak final yaitu Free Pouring Final Battle, para kontestan harus membawa foto pola seni latte mereka sendiri dan membuat pola tersebut seakurat mungkin.

Ada lima poin penilaian juri dalam perlombaan ini; pertama, harmoni dan posisi pola di dalam cangkir. Pola dalam ukuran yang sempurna sesuai dengan cangkir dan tepat berada di tengah. Kedua, kualitas visual foam yang halus, mengkilap, berkilau, dan tanpa gelembung.

Ketiga, kontras antara berbagai bahan. Pola harus tegas dan bersih serta semakin baik jika lebih banyak white foam dan cream lebih gelap. Keempat, kemiripan pola. Dan kelima, kreativitas pola yang diukur dari segi kesulitan, orisinalitas, dan keunikan.

 
]]> , Flash Coffee menggali talenta barista muda Indonesia melalui kompetisi Flash LAC (Latte Art Championship). Kompetisi digelar sebagai ajang pencarian talenta baru yang bisa terus memajukan perkopian nusantara.

Managing Director Flash Coffee Indonesia Maxime Chaury mengatakan, kompetisi ini diselenggarakan untuk menyambut Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada 1 Oktober. Kompetisi ini sebagai ajang pencarian talenta baru yang bisa terus memajukan perkopian nusantara.

“Bagi barista muda profesional yang belum pernah ikut kejuaran seni latte, Flash LAC bisa jadi ajang batu lompatan untuk menguji kemampuan dan kepercayaan diri. Dari ajang ini mereka bisa mendapatkan masukan berharga dari dewan juri yang sudah melanglang buana di berbagai kejuaraan tingkat nasional maupun internasional,” kata Max.

Head Barista Flash Coffee Robby Firlian mengatakan, kultur kopi di Indonesia semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir. Lewat ajang Flash LAC, dirinya harap komunitas barista Indonesia jadi semakin maju dan masyarakat umum terpancing untuk tahu lebih banyak tentang dunia perkopian

Robby mengatakan, kali ini ada 24 kontestan yang ikut dalam kejuaran. 18 peserta adalah pemenang audisi yang dilakukan secara daring oleh para juri. Tiap peserta ditantang mendokumentasikan keahliannya dalam membuat secangkir latte art dan diunggah ke media sosial. Sementara enam peserta lain merupakan pemenang kompetisi latte art internal Flash Coffee.

Babak pertama 1 vs 1 Basic Pattern Battle, peserta diadu untuk membuat pola dasar seni latte. 12 pemenang terbaik berhak melaju ke babak kedua 1 vs 1 Pattern From Juries Battle, mereka akan saling berhadapan untuk menirukan pattern seni latte yang dibuat oleh dewan juri.

Enam pemenang tersisa akan bertarung dalam babak final yaitu Free Pouring Final Battle, para kontestan harus membawa foto pola seni latte mereka sendiri dan membuat pola tersebut seakurat mungkin.

Ada lima poin penilaian juri dalam perlombaan ini; pertama, harmoni dan posisi pola di dalam cangkir. Pola dalam ukuran yang sempurna sesuai dengan cangkir dan tepat berada di tengah. Kedua, kualitas visual foam yang halus, mengkilap, berkilau, dan tanpa gelembung.

Ketiga, kontras antara berbagai bahan. Pola harus tegas dan bersih serta semakin baik jika lebih banyak white foam dan cream lebih gelap. Keempat, kemiripan pola. Dan kelima, kreativitas pola yang diukur dari segi kesulitan, orisinalitas, dan keunikan.

 

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |