DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
18 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Netizen Bahas Aturan Diubah Demi Akomodir Kepentingan –

4 min read

Peristiwa tidak ditahannya istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawati, karena punya anak kecil, dan anak Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang diduga sempat tidak lolos jadi Taruna Akmil karena tidak memenuhi persyaratan, jadi perhatian netizen.

Pasalnya, setelah ada kasus yang melibatkan kepentingan keluarga pejabat negara, maka aturannya diubah. Kapolri mengeluarkan ide agar tersangka wanita yang punya anak kecil tidak ditahan, dan Panglima TNI merevisi syarat tinggi ba­dan bagi pria dari 163 centimeter menjadi 160 centimeter, dan syarat tinggi badan wanita turun dari 157 centimeter menjadi 155 centimeter.

Dalam sindirannya, KKN-Perjuangan dalam akun Twitternya @Tan_Mar3M men­gunggah dua judul berita yang berisi pernyataan Kapolri dan Panglima TNI.

Isinya, ide Kapolri: tersangka wanita yang punya anak kecil tidak ditahan. Kemudian, Panglima TNI revisi penerimaan taruna, tinggi badan diturunkan menjadi 160 centimeter.

“Setelah kontroversi Putri Chandrawathi (PC) dan Pak dudung. Mungkin hanya kebetulan,” sindir KKN-Perjuangan dalam caption-nya.

Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi mengkritik penurunan syarat tinggi badan calon Taruna dan Taruni TNI. Sebab, berdasarkan banyak referensi dunia, Indonesia termasuk rangking 115 dunia dengan rata-rata tinggi badan prianya 166,6 centimeter dan wanita 154,4 centimeter.

“Sebenarnya, persoalan tinggi badan tidak menjadi faktor utama yang berpengaruh pada kemampuan prajurit,” ujar Bobby dalam keterangannya, kemarin.

Hanya saja, kata Bobby, banyak tugas terkait penggunaan alutsista yang lebih baik jika dilakukan prajurit dengan tinggi badan di atas rata-rata. Seperti pedal di peralatan mobilitas militer: pesawat, heli, tank, atau jangkauan tangan untuk ambil peluru di tank dan lain-lain.

“Akan lebih banyak tugas bisa dilaku­kan dengan prajurit dengan tinggi di atas 163 centimeter,” imbuh politikus Partai Golkar ini.

 

Akun @BaimSuhadi menyesalkan bila sang penguasa memainkan hukum, maka aturan diubah. “Dulu umur pensiun, seka­rang tinggi badan,” kritiknya.

Akun @Elka_Kael menyambung. Kata dia, menurunkan standar atau mengubah aturan untuk mengakomodasi kepentin­gan keluarga pejabat tidak etis. “Buat malu saja,” sindirnya.

Akun @Nunungkurniaww11 mengata­kan, tersangka wanita punya anak tidak ditahan karena kasus Putri Chandrawathi dan tinggi badan calon Taruna Akmil saat ini boleh 160 centimeter. Dua peristiwa itu, bukti aturan dapat diubah untuk ka­langan pejabat.

“Mau negakin hukum yang benar susah bila banyak kepentingan di lembaga,” kata @Winnerss. “Mungkin mereka mengira yang punya negara ini dan bebas ubah aturan,” tambah @musiraya.

Padahal, kata @Taufik_omtop, den­gan tinggi badan 167 centimeter saja dirinya merasa pendek bila bersebelahan dengan perwira. Jika ada anggota TNI dengan tinggi 160 centimeter, akan ke­tahuan angkatan tahun berapa.

“Kalau taruna TNI tinggi badannya hanya 160 centimeter, jadi tidak ke­bayang cebol-cebolnya mereka,” sam­bung @PakDe_Aryo2.

Seharusnya, kata @Syawal_jul, aturan minimal tinggi badan masuk TNI diper­tahankan. Soalnya, untuk masuk jadi Satpam saja tinggi badan minimal 170 centimeter. [TIF] ]]> , Peristiwa tidak ditahannya istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawati, karena punya anak kecil, dan anak Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang diduga sempat tidak lolos jadi Taruna Akmil karena tidak memenuhi persyaratan, jadi perhatian netizen.

Pasalnya, setelah ada kasus yang melibatkan kepentingan keluarga pejabat negara, maka aturannya diubah. Kapolri mengeluarkan ide agar tersangka wanita yang punya anak kecil tidak ditahan, dan Panglima TNI merevisi syarat tinggi ba­dan bagi pria dari 163 centimeter menjadi 160 centimeter, dan syarat tinggi badan wanita turun dari 157 centimeter menjadi 155 centimeter.

Dalam sindirannya, KKN-Perjuangan dalam akun Twitternya @Tan_Mar3M men­gunggah dua judul berita yang berisi pernyataan Kapolri dan Panglima TNI.

Isinya, ide Kapolri: tersangka wanita yang punya anak kecil tidak ditahan. Kemudian, Panglima TNI revisi penerimaan taruna, tinggi badan diturunkan menjadi 160 centimeter.

“Setelah kontroversi Putri Chandrawathi (PC) dan Pak dudung. Mungkin hanya kebetulan,” sindir KKN-Perjuangan dalam caption-nya.

Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi mengkritik penurunan syarat tinggi badan calon Taruna dan Taruni TNI. Sebab, berdasarkan banyak referensi dunia, Indonesia termasuk rangking 115 dunia dengan rata-rata tinggi badan prianya 166,6 centimeter dan wanita 154,4 centimeter.

“Sebenarnya, persoalan tinggi badan tidak menjadi faktor utama yang berpengaruh pada kemampuan prajurit,” ujar Bobby dalam keterangannya, kemarin.

Hanya saja, kata Bobby, banyak tugas terkait penggunaan alutsista yang lebih baik jika dilakukan prajurit dengan tinggi badan di atas rata-rata. Seperti pedal di peralatan mobilitas militer: pesawat, heli, tank, atau jangkauan tangan untuk ambil peluru di tank dan lain-lain.

“Akan lebih banyak tugas bisa dilaku­kan dengan prajurit dengan tinggi di atas 163 centimeter,” imbuh politikus Partai Golkar ini.

 

Akun @BaimSuhadi menyesalkan bila sang penguasa memainkan hukum, maka aturan diubah. “Dulu umur pensiun, seka­rang tinggi badan,” kritiknya.

Akun @Elka_Kael menyambung. Kata dia, menurunkan standar atau mengubah aturan untuk mengakomodasi kepentin­gan keluarga pejabat tidak etis. “Buat malu saja,” sindirnya.

Akun @Nunungkurniaww11 mengata­kan, tersangka wanita punya anak tidak ditahan karena kasus Putri Chandrawathi dan tinggi badan calon Taruna Akmil saat ini boleh 160 centimeter. Dua peristiwa itu, bukti aturan dapat diubah untuk ka­langan pejabat.

“Mau negakin hukum yang benar susah bila banyak kepentingan di lembaga,” kata @Winnerss. “Mungkin mereka mengira yang punya negara ini dan bebas ubah aturan,” tambah @musiraya.

Padahal, kata @Taufik_omtop, den­gan tinggi badan 167 centimeter saja dirinya merasa pendek bila bersebelahan dengan perwira. Jika ada anggota TNI dengan tinggi 160 centimeter, akan ke­tahuan angkatan tahun berapa.

“Kalau taruna TNI tinggi badannya hanya 160 centimeter, jadi tidak ke­bayang cebol-cebolnya mereka,” sam­bung @PakDe_Aryo2.

Seharusnya, kata @Syawal_jul, aturan minimal tinggi badan masuk TNI diper­tahankan. Soalnya, untuk masuk jadi Satpam saja tinggi badan minimal 170 centimeter. [TIF]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |