Menhub Ajak Denmark Garap Proyek Patimban –
5 min readPemerintah Indonesia mengajak pelaku usaha asal Denmark untuk berinvestasi di Tanah Air, dan ikut berpartisipasi mengembangkan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengajak Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen, bersama jajaran perusahaan shipping line asal Denmark, Maersk Line, melihat langsung aktivitas di Pelabuhan Patimban, kemarin.
Rombongan terbang bersama menaiki helikopter dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 07.00 WIB menuju Pelabuhan Patimban.
Di Pelabuhan Patimban, BKS-sapaan akrab Budi Karya Sumadi, bersama Dubes Larsen memantau aktivitas pengangkutan 2.025 unit mobil oleh Kapal MV. Siem Curie di Pelabuhan Patimban. Kapal tersebut datang dari Singapura menuju Batangas atau Luzon, Filipina.
“Kami tawarkan Maersk Line dan beberapa investor dari sejumlah negara, bekerja sama dengan PT Pelabuhan Patimban International (PPI) yang telah ditunjuk sebagai entitas swasta mengembangkan Pelabuhan Patimban,” ujar BKS.
Eks Dirut Angkasa Pura ll ini mengatakan, kerja sama dengan Maersk Line sangat potensial. Perusahaan ini salah satu yang terbesar di dunia. Maersk Line memiliki potensi pengangkutan dari Asia menuju ke Eropa, Amerika Serikat, maupun Timur Tengah.
Dia juga meyakinkan investor Denmark, kinerja Patimban saat ini cukup menggembirakan setelah dioperasikan.
“Tadinya, ditargetkan dapat mengangkut 160 ribu unit kendaraan, tapi saat ini sudah mengangkut 200 ribu unit kendaraan. Patimban sangat potensial,” kata BKS.
Dubes Lars Bo Larsen menyambut baik tawaran Pemerintah Indonesia, dan terkesan dengan kinerja Pelabuhan Patimban.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan transportasi laut yang sangat kuat. Terutama di wilayah Jawa Barat hingga Jawa Tengah.
“Transportasi laut menjadi elemen penting dalam memastikan pertumbuhan berkelanjutan. Kami berkomitmen bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia,” katanya.
Seperti diketahui, pembangunan Pelabuhan Patimban terdiri dari tiga tahap. Untuk tahap pertama, terdiri dari dua bagian yaitu, Tahap 1-1 dan Tahap 1-2.
Tahap 1-1, pembangunannya telah diselesaikan dan saat ini akan dilanjutkan pembangunannya ke Tahap 1-2 pada Oktober 2022. Ditargetkan selesai pada 2025.
Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berada di area seluas 369 hektare (ha). Dan backup area mencapai 356 ha, dengan biaya investasi mencapai Rp 43,2 triliun.
Pelabuhan Patimban ditargetkan memiliki kapasitas yang sama dengan Pelabuhan Tanjung Priok, yakni sebesar 7,5 juta twenty foot equivalent unit (TEUs) peti kemas atau kontainer, dan 600 ribu kendaraan per tahun pada 2027 nanti.
Persiapan Kertajati
BKS juga mengajak para investor Denmark meninjau Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
Menurut dia, Bandara Kertajati tengah bersiap melayani penerbangan penumpang komersial pada November-Desember 2022.
“Kami telah berkoordinasi dengan sejumlah maskapai, yakni Garuda Indonesia dan Lion Air. Insya Allah untuk pertama ada empat penerbangan. Desember nanti menjadi 8 penerbangan. Paling tidak, ada dua penerbangan untuk umrah,” jelas BKS.
Dalam kesempatan itu, BKS sengaja mengajak Dubes Larsen untuk melihat langsung aktivitas di Bandara Kertajati.
“Saya menunjukkan kepada Pak Dubes bahwa Bandara Kertajati juga bersiap untuk meningkatkan konektivitas udara,” ucapnya.
BKS mengatakan, setelah terdampak pandemi Covid-19, Kemenhub bersama para stakeholder penerbangan telah melakukan upaya pemulihan. Yakni dengan membuka penerbangan komersial dari Bandara Kertajati ke sejumlah daerah seperti Kalimantan dan Bali.
“Kami juga menunggu tersambungnya jalan tol dari Bandung pada Oktober. Insya Allah, pada Desember Bandara Kertajati sudah mulai ramai,” ujarnya.
BKS optimistis, Bandara Kertajati akan semakin menggeliat karena sudah konsisten melayani penerbangan kargo. Nantinya juga akan dibangun pusat perawatan pesawat (Maintenance, Reparation, Overhaul/MRO).
Kertajati bersama Patimban dan Cirebon merupakan kawasan segitiga di Jawa Barat yang sangat potensial sebagai kawasan industri.
“Pengembangan kawasan industri yang akan dilakukan di sini akan memberikan dukungan bagi kinerja Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati,” pungkas BKS. [KPJ] ]]> , Pemerintah Indonesia mengajak pelaku usaha asal Denmark untuk berinvestasi di Tanah Air, dan ikut berpartisipasi mengembangkan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengajak Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen, bersama jajaran perusahaan shipping line asal Denmark, Maersk Line, melihat langsung aktivitas di Pelabuhan Patimban, kemarin.
Rombongan terbang bersama menaiki helikopter dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 07.00 WIB menuju Pelabuhan Patimban.
Di Pelabuhan Patimban, BKS-sapaan akrab Budi Karya Sumadi, bersama Dubes Larsen memantau aktivitas pengangkutan 2.025 unit mobil oleh Kapal MV. Siem Curie di Pelabuhan Patimban. Kapal tersebut datang dari Singapura menuju Batangas atau Luzon, Filipina.
“Kami tawarkan Maersk Line dan beberapa investor dari sejumlah negara, bekerja sama dengan PT Pelabuhan Patimban International (PPI) yang telah ditunjuk sebagai entitas swasta mengembangkan Pelabuhan Patimban,” ujar BKS.
Eks Dirut Angkasa Pura ll ini mengatakan, kerja sama dengan Maersk Line sangat potensial. Perusahaan ini salah satu yang terbesar di dunia. Maersk Line memiliki potensi pengangkutan dari Asia menuju ke Eropa, Amerika Serikat, maupun Timur Tengah.
Dia juga meyakinkan investor Denmark, kinerja Patimban saat ini cukup menggembirakan setelah dioperasikan.
“Tadinya, ditargetkan dapat mengangkut 160 ribu unit kendaraan, tapi saat ini sudah mengangkut 200 ribu unit kendaraan. Patimban sangat potensial,” kata BKS.
Dubes Lars Bo Larsen menyambut baik tawaran Pemerintah Indonesia, dan terkesan dengan kinerja Pelabuhan Patimban.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan transportasi laut yang sangat kuat. Terutama di wilayah Jawa Barat hingga Jawa Tengah.
“Transportasi laut menjadi elemen penting dalam memastikan pertumbuhan berkelanjutan. Kami berkomitmen bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia,” katanya.
Seperti diketahui, pembangunan Pelabuhan Patimban terdiri dari tiga tahap. Untuk tahap pertama, terdiri dari dua bagian yaitu, Tahap 1-1 dan Tahap 1-2.
Tahap 1-1, pembangunannya telah diselesaikan dan saat ini akan dilanjutkan pembangunannya ke Tahap 1-2 pada Oktober 2022. Ditargetkan selesai pada 2025.
Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berada di area seluas 369 hektare (ha). Dan backup area mencapai 356 ha, dengan biaya investasi mencapai Rp 43,2 triliun.
Pelabuhan Patimban ditargetkan memiliki kapasitas yang sama dengan Pelabuhan Tanjung Priok, yakni sebesar 7,5 juta twenty foot equivalent unit (TEUs) peti kemas atau kontainer, dan 600 ribu kendaraan per tahun pada 2027 nanti.
Persiapan Kertajati
BKS juga mengajak para investor Denmark meninjau Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
Menurut dia, Bandara Kertajati tengah bersiap melayani penerbangan penumpang komersial pada November-Desember 2022.
“Kami telah berkoordinasi dengan sejumlah maskapai, yakni Garuda Indonesia dan Lion Air. Insya Allah untuk pertama ada empat penerbangan. Desember nanti menjadi 8 penerbangan. Paling tidak, ada dua penerbangan untuk umrah,” jelas BKS.
Dalam kesempatan itu, BKS sengaja mengajak Dubes Larsen untuk melihat langsung aktivitas di Bandara Kertajati.
“Saya menunjukkan kepada Pak Dubes bahwa Bandara Kertajati juga bersiap untuk meningkatkan konektivitas udara,” ucapnya.
BKS mengatakan, setelah terdampak pandemi Covid-19, Kemenhub bersama para stakeholder penerbangan telah melakukan upaya pemulihan. Yakni dengan membuka penerbangan komersial dari Bandara Kertajati ke sejumlah daerah seperti Kalimantan dan Bali.
“Kami juga menunggu tersambungnya jalan tol dari Bandung pada Oktober. Insya Allah, pada Desember Bandara Kertajati sudah mulai ramai,” ujarnya.
BKS optimistis, Bandara Kertajati akan semakin menggeliat karena sudah konsisten melayani penerbangan kargo. Nantinya juga akan dibangun pusat perawatan pesawat (Maintenance, Reparation, Overhaul/MRO).
Kertajati bersama Patimban dan Cirebon merupakan kawasan segitiga di Jawa Barat yang sangat potensial sebagai kawasan industri.
“Pengembangan kawasan industri yang akan dilakukan di sini akan memberikan dukungan bagi kinerja Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati,” pungkas BKS. [KPJ]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID