Gencar Lobi Mendag Nishimura Airlangga Tagih Janji Jepang Hapus BM Tuna Dan Buah Tropis –
4 min readMenteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto gencar melobi Negeri Sakura untuk meloloskan pembebasan Bea Masuk (BM) produk tuna kaleng dan buah tropis. Saat bertemu Menteri Energi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi di Amerika Serikat, harapan tersebut ditagih lagi.
Airlangga kembali menggelar pertemuan dengan Nishimura di sela-sela Pertemuan Menteri IPEF (Indo-Pacific Economic Framework) di Los Angeles, AS, pada 8-9 September 2020.
Airlangga mengingatkan permintaan Pemerintah Indonesia kepada Jepang agar membebaskan tarif BM ikan tuna kaleng.
“Saat ini, produk ikan tuna Indonesia masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 7 persen. Sementara produk serupa asal negara tetangga sudah dibebaskan oleh Jepang,” tutur Airlangga dalam keterangan resminya, kemarin.
Selain ikan tuna, lanjut Airlangga, ekspor buah nanas dan pisang juga masih dikenakan pembatasan.
Oleh karena itu, dalam perbincangan tersebut, Airlangga dan Nishimura lebih banyak membahas pembaruan perjanjian perdagangan kedua negara.
Diterangkan Airlangga, Indonesia bakal meningkatkan kuota ekspor pisang menjadi 4.000 ton per tahun. Dan, mengubah syarat pembebasan BM untuk ekspor buah Nanas.
Selain bahas komoditas ikan tuna dan buah tropis, Airlangga dan Nishimura membahas pilar-pilar yang menjadi fokus pembahasan di pertemuan menteri IPEF.
Airlangga menyampaikan komitmen Indonesia untuk aktif dalam keempat pilar IPEF, terutama pilar kedua yang terkait dengan supply chain.
Airlangga berharap, Indonesia akan mendapat dukungan dalam pengembangan dua komoditas strategis, yaitu semi conductor dan EV (Electronic Vehicle) battery melalui fasilitasi perdagangan dan bantuan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Terkait ekspor ikan tuna kaleng, Nishimura menyampaikan sedang menyelesaikan pembahasan di kementerian terkait di Jepang.
Sedangkan untuk peningkatan kuota jumlah ekspor pisang dan nanas yang mendapatkan fasilitas, telah disetujui oleh pemerintah Jepang.
“Jepang juga akan mendukung kerja sama di dalam pengembangan semi conductor, EV battery, dan pengembangan SDM pendukungnya,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Nishimura menyampaikan permintaan agar permasalahan besi baja untuk bahan baku industri Jepang di Indonesia dipermudah supaya lebih lancar.
Terkait masalah ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang juga hadir dalam pertemuan, menyampaikan bahwa usulan penyelesaian masalah sudah hampir selesai.
“Ini sudah dibahas dan akan selesai dengan cepat pada akhir September 2022 ini, sebelum acara pertemuan dengan Menteri METI,” kata Agus.
Dalam pertemuan terpisah dengan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Ogushi Masaki, Airlangga mengapresiasi hubungan baik yang telah terjalin antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang. Apalagi Indonesia dengan Jepang akan memperingati perayaan hubungan kerja sama ini tahun depan.
Menteri Ogushi menyampaikan kekhawatiran tentang jadwal penyelenggaraan KTT G20 yang berdekatan dengan acara lain seperti COP27, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan KTT APEC. Serta rangkaian pertemuan IPEF yang juga diselenggarakan pada bulan November 2022.
“Semua forum tersebut sangat penting dan menentukan kemajuan kerja sama antar negara, agar dalam pertemuan ini lebih fokus mencari solusi.Namun, Jepang mendukung keberhasilan Presidensi G20 Indonesia 2022 dan keketuaan Indonesia di ASEAN 2023,” tegas Ogushi.
Untuk diketahui, Menteri Nishimura telah menggelar pertemuan dengan Menko Airlangga di kantor Kementerian Perekonomian di Jakarta pada 3 September 2022. [NOV] ]]> , Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto gencar melobi Negeri Sakura untuk meloloskan pembebasan Bea Masuk (BM) produk tuna kaleng dan buah tropis. Saat bertemu Menteri Energi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi di Amerika Serikat, harapan tersebut ditagih lagi.
Airlangga kembali menggelar pertemuan dengan Nishimura di sela-sela Pertemuan Menteri IPEF (Indo-Pacific Economic Framework) di Los Angeles, AS, pada 8-9 September 2020.
Airlangga mengingatkan permintaan Pemerintah Indonesia kepada Jepang agar membebaskan tarif BM ikan tuna kaleng.
“Saat ini, produk ikan tuna Indonesia masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 7 persen. Sementara produk serupa asal negara tetangga sudah dibebaskan oleh Jepang,” tutur Airlangga dalam keterangan resminya, kemarin.
Selain ikan tuna, lanjut Airlangga, ekspor buah nanas dan pisang juga masih dikenakan pembatasan.
Oleh karena itu, dalam perbincangan tersebut, Airlangga dan Nishimura lebih banyak membahas pembaruan perjanjian perdagangan kedua negara.
Diterangkan Airlangga, Indonesia bakal meningkatkan kuota ekspor pisang menjadi 4.000 ton per tahun. Dan, mengubah syarat pembebasan BM untuk ekspor buah Nanas.
Selain bahas komoditas ikan tuna dan buah tropis, Airlangga dan Nishimura membahas pilar-pilar yang menjadi fokus pembahasan di pertemuan menteri IPEF.
Airlangga menyampaikan komitmen Indonesia untuk aktif dalam keempat pilar IPEF, terutama pilar kedua yang terkait dengan supply chain.
Airlangga berharap, Indonesia akan mendapat dukungan dalam pengembangan dua komoditas strategis, yaitu semi conductor dan EV (Electronic Vehicle) battery melalui fasilitasi perdagangan dan bantuan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Terkait ekspor ikan tuna kaleng, Nishimura menyampaikan sedang menyelesaikan pembahasan di kementerian terkait di Jepang.
Sedangkan untuk peningkatan kuota jumlah ekspor pisang dan nanas yang mendapatkan fasilitas, telah disetujui oleh pemerintah Jepang.
“Jepang juga akan mendukung kerja sama di dalam pengembangan semi conductor, EV battery, dan pengembangan SDM pendukungnya,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Nishimura menyampaikan permintaan agar permasalahan besi baja untuk bahan baku industri Jepang di Indonesia dipermudah supaya lebih lancar.
Terkait masalah ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang juga hadir dalam pertemuan, menyampaikan bahwa usulan penyelesaian masalah sudah hampir selesai.
“Ini sudah dibahas dan akan selesai dengan cepat pada akhir September 2022 ini, sebelum acara pertemuan dengan Menteri METI,” kata Agus.
Dalam pertemuan terpisah dengan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Ogushi Masaki, Airlangga mengapresiasi hubungan baik yang telah terjalin antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang. Apalagi Indonesia dengan Jepang akan memperingati perayaan hubungan kerja sama ini tahun depan.
Menteri Ogushi menyampaikan kekhawatiran tentang jadwal penyelenggaraan KTT G20 yang berdekatan dengan acara lain seperti COP27, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan KTT APEC. Serta rangkaian pertemuan IPEF yang juga diselenggarakan pada bulan November 2022.
“Semua forum tersebut sangat penting dan menentukan kemajuan kerja sama antar negara, agar dalam pertemuan ini lebih fokus mencari solusi.Namun, Jepang mendukung keberhasilan Presidensi G20 Indonesia 2022 dan keketuaan Indonesia di ASEAN 2023,” tegas Ogushi.
Untuk diketahui, Menteri Nishimura telah menggelar pertemuan dengan Menko Airlangga di kantor Kementerian Perekonomian di Jakarta pada 3 September 2022. [NOV]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID