Sindir Politisi Yang Hembuskan Isu Ketidakharmonisan Panglima TNI-KSAD Partai Garuda: Jangan Mengukur Baju Di Badan Sendiri –
4 min readPartai Garuda mengaku heran atas munculnya isu hubungan tak harmonis antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
“Tidak ada pemicu, misalnya statement yang bertentangan atau sikap yang tidak menuruti perintah, lalu tiba-tiba muncul isu bahwa Panglima TNI dan KSAD tidak harmonis,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi, dalam siaran pers, Kamis (8/9).
Yang berbahaya, kata Teddy, isu ini muncul dari para politisi dan dipoles oleh para pengamat.
“Kalau isu ini dihembuskan oleh orang-orang mabok, tentu hanya jadi konsumsi orang-orang mabok lainnya. Tapi isu ini dihembuskan oleh politisi, maka akan dikonsumsi oleh masyarakat umum dan orang-orang mabok. Apalagi jika dipoles oleh para pengamat yang sibuk mencari panggung, jadinya klop,” ingatnya.
Teddy berpendapat, isu ini hanya bisa dihasilkan oleh politisi yang tidak memiliki kemampuan dalam melihat, menganalisa dan mencari solusi untuk bangsa.
“Isu ini, juga hanya bisa dihasilkan oleh politisi yang menghabiskan waktunya untuk menganalisa acara-acara gosip artis di media,” sindir Teddy.
Menurut dia, ini cara-cara yang tidak sehat demi mendapatkan isu, lalu mengganggu soliditas dan mengkerdilkan TNI. Seolah-olah, kata Teddy, para pimpinan TNI itu orang-orang lemah dan tidak terlatih.
“Mereka mengukur TNI dengan diri mereka, seolah-olah TNI itu lemah seperti mereka. Jangan mengukur baju orang di badan sendiri. Kenapa? Karena TNI bukanlah orang-orang lemah seperti mereka,” tandasnya.
Sebelumnya, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menegaskan, internal TNI solid. Ia menyebut, perbedaan pendapat di unsur pimpinan, termasuk dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, adalah hal yang biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
“Kalau terjadi ada friksi, terjadi perbedaan pendapat, saya rasa semua di lapangan sama. Pangdam dengan Kasdam juga pasti ada perbedaan pendapat, Kapolri dengan Wakapolri, KSAD dan Panglima ada perbedaan pendapat itu biasa,” kata Dudung dalam acara bincang kebangsaan di Mabesad, Jakarta, Rabu (7/9).
“Tetapi ini jangan kemudian dibesar-besarkan,” imbuh Dudung.
Mantan Pangkostrad ini mengatakan pihaknya akan menghadapi bersama jika ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu soliditas TNI.
“Saya perintahkan kepada seluruh jajaran, waspada. Pihak-pihak tertentu yang mencoba mengganggu soliditas TNI, jangan main-main, kita akan hadapi bersama,” tegasnya.
Senada, Jenderal Andika juga mengaku tak merasa ada ketidakharmonisan dalam hubungannya dengan Dudung.
“Ya dari saya tidak ada, karena semua yang berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan, tetap berlaku selama ini. Jadi tidak ada kemudian yang berbeda (relasinya),” ujar Andika, Senin (5/9).
Isu ini sebelumnya dikemukakan Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon dalan rapat Komisi I DPR dengan Menhan dan Panglima TNI beserta Kepala Staf AD, AL, dan AU, Senin (5/9).
Ia menyatakan, hubungan keduanya sudah menjadi sorotan publik lantaran keduanya tidak pernah hadir bersama. Ia mencontohkan saat upacara pembukaan Latihan Bersama (Latma) Super Garuda Shield Agustus lalu.
“Ini semua menjadi rahasia umum pak, di mana ada Jenderal Andika tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield tidak ada KSAD di situ,” kata Effendi. ■
]]> , Partai Garuda mengaku heran atas munculnya isu hubungan tak harmonis antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
“Tidak ada pemicu, misalnya statement yang bertentangan atau sikap yang tidak menuruti perintah, lalu tiba-tiba muncul isu bahwa Panglima TNI dan KSAD tidak harmonis,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi, dalam siaran pers, Kamis (8/9).
Yang berbahaya, kata Teddy, isu ini muncul dari para politisi dan dipoles oleh para pengamat.
“Kalau isu ini dihembuskan oleh orang-orang mabok, tentu hanya jadi konsumsi orang-orang mabok lainnya. Tapi isu ini dihembuskan oleh politisi, maka akan dikonsumsi oleh masyarakat umum dan orang-orang mabok. Apalagi jika dipoles oleh para pengamat yang sibuk mencari panggung, jadinya klop,” ingatnya.
Teddy berpendapat, isu ini hanya bisa dihasilkan oleh politisi yang tidak memiliki kemampuan dalam melihat, menganalisa dan mencari solusi untuk bangsa.
“Isu ini, juga hanya bisa dihasilkan oleh politisi yang menghabiskan waktunya untuk menganalisa acara-acara gosip artis di media,” sindir Teddy.
Menurut dia, ini cara-cara yang tidak sehat demi mendapatkan isu, lalu mengganggu soliditas dan mengkerdilkan TNI. Seolah-olah, kata Teddy, para pimpinan TNI itu orang-orang lemah dan tidak terlatih.
“Mereka mengukur TNI dengan diri mereka, seolah-olah TNI itu lemah seperti mereka. Jangan mengukur baju orang di badan sendiri. Kenapa? Karena TNI bukanlah orang-orang lemah seperti mereka,” tandasnya.
Sebelumnya, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menegaskan, internal TNI solid. Ia menyebut, perbedaan pendapat di unsur pimpinan, termasuk dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, adalah hal yang biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
“Kalau terjadi ada friksi, terjadi perbedaan pendapat, saya rasa semua di lapangan sama. Pangdam dengan Kasdam juga pasti ada perbedaan pendapat, Kapolri dengan Wakapolri, KSAD dan Panglima ada perbedaan pendapat itu biasa,” kata Dudung dalam acara bincang kebangsaan di Mabesad, Jakarta, Rabu (7/9).
“Tetapi ini jangan kemudian dibesar-besarkan,” imbuh Dudung.
Mantan Pangkostrad ini mengatakan pihaknya akan menghadapi bersama jika ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu soliditas TNI.
“Saya perintahkan kepada seluruh jajaran, waspada. Pihak-pihak tertentu yang mencoba mengganggu soliditas TNI, jangan main-main, kita akan hadapi bersama,” tegasnya.
Senada, Jenderal Andika juga mengaku tak merasa ada ketidakharmonisan dalam hubungannya dengan Dudung.
“Ya dari saya tidak ada, karena semua yang berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan, tetap berlaku selama ini. Jadi tidak ada kemudian yang berbeda (relasinya),” ujar Andika, Senin (5/9).
Isu ini sebelumnya dikemukakan Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon dalan rapat Komisi I DPR dengan Menhan dan Panglima TNI beserta Kepala Staf AD, AL, dan AU, Senin (5/9).
Ia menyatakan, hubungan keduanya sudah menjadi sorotan publik lantaran keduanya tidak pernah hadir bersama. Ia mencontohkan saat upacara pembukaan Latihan Bersama (Latma) Super Garuda Shield Agustus lalu.
“Ini semua menjadi rahasia umum pak, di mana ada Jenderal Andika tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield tidak ada KSAD di situ,” kata Effendi. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID