Indonesia Negara Yang Pertama Dikunjungi Usai Dilantik Presiden Filipina Sowan Ke Jokowi Di Istana Bogor –
5 min readPresiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr alias Bongbong memilih Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi secara resmi usai dilantik. Putra eks diktator Filipina Ferdinand Marcos itu, sowan ke Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat.
Dalam siaran langsung di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Marcos dan Ibu Negara Filipina Louise Araneta, serta delegasi, tiba di Istana Bogor, kemarin pukul 10.00 WIB. Mereka disambut Jokowi, didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi.
Pasukan berkuda, personel berbusana tradisional Indonesia, dan marching band Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), turut mengiringi kedatangan Marcos. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan upacara kenegaraan.
Usai mengumandangkan lagu kebangsaan Filipina, Lupang Hinirang dan lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya, terdengar dentuman meriam sebanyak 21 kali. Selanjutnya, kedua pemimpin memperkenalkan delegasi masing-masing negara.
Dari Indonesia tampak hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain itu, juga ada Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno.
Turut hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo, Direktur Jenderal AsiaPasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Abdul Kadir Jailani, serta Kepala Protokol Negara/Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler, Kemlu Andy Rachmianto.
Sedangkan delegasi dari Filipina yang hadir, yakni Ketua DPR Ferdinand Martin Romualdez, Anggota Kongres Ferdinand Alexander Araneta Marcos, Menteri Luar Negeri Enrique Manalo.
Hadir juga Menteri Keuangan Benjamin E Diokno, Menteri Perdagangan dan Industri Alfredo E Pascual, Menteri Pertahanan Jose Faustino Jr, Wakil Mengeri Pertahanan Neal Imperial, dan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Filipina di Jakarta Bryan Dexter Lao.
Selanjutnya, kedua pemimpin negara didampingi pasangan masing-masing, menuju Ruang Teratai, dan melakukan sesi foto bersama serta penandatanganan buku tamu.
Usai berbincang sejenak di beranda Istana Kepresidenan Bogor, kedua pemimpin melakukan penanaman pohon bersama di halaman belakang Istana. Kali ini, pohon yang ditanam adalah Pohon Kayu Ulin atau Kayu Besi. Selanjutnya adalah pertemuan empat mata di beranda belakang Istana Kepresidenan Bogor.
Rangkaian kunjungan resmi di Istana Kepresidenan Bogor ini dilanjutkan dengan pertemuan bilateral dan pernyataan pers bersama.
Dalam pertemuan bilateral, Marcos mengatakan, Indonesia adalah negara yang penting untuk dikunjungi pertama kali. Selain kedekatan geografis, kata Marcos, kedua negara dekat dalam budaya juga etnis.
“Hal ini akan turut menguatkan kemitraan antara kedua negara,” ujarnya.
Secara khusus, Marcos berterima kasih atas sambutan Pemerintah Indonesia dan Jokowi. Meski baru pertama ke Jakarta, katanya, dia merasa seperti berada di rumah sendiri.
Marcos menambahkan, dua tahun lagi, Indonesia-Filipina akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Namun, hubungan kedua negara sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum itu.
Lebih lanjut, Marcos juga berbicara mengenai peran ASEAN dalam menghadapi kesulitan di tengah gejolak geopolitik. Dia dan Jokowi sepakat bahwa ASEAN akan menjadi agen utama perubahan.
“Untuk terus membawa perdamaian ke negara kita,” ucapnya.
Sepakati Kerja Sama Pada pertemuan itu, kedua pemimpin menyepakati sejumlah perjanjian kerja sama. Tak hanya ekonomi, peninjauan kembali terkait pengamanan perbatasan juga diteken.
“Kami sepakat meninjau kembali dua perjanjian pengamanan perbatasan agar terus relevan bagi masyarakat di perbatasan. Yakni, Revised Border Crossing Agreement dan Border Patrol Agreement,” kata Jokowi.
Selanjutnya, keduanya juga berkomitmen mempercepat perundingan delimitasi batas landas kontinen berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
Di bidang pertahanan dan keamanan, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama untuk keselamatan dan keamanan perairan di wilayah perbatasan. Jokowi pun menyatakan sangat menghargai dilakukannya penandatanganan Agreement On Cooperative Activities in the Field of Defense and Security.
“Saya senang kita telah memperbarui Trilateral Cooperative Arrangement (TCA) antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Karena sangat penting dalam mengamankan jalur perairan dari ancaman penyanderaan dan penculikan,” pungkas Jokowi. ***
]]> , Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr alias Bongbong memilih Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi secara resmi usai dilantik. Putra eks diktator Filipina Ferdinand Marcos itu, sowan ke Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat.
Dalam siaran langsung di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Marcos dan Ibu Negara Filipina Louise Araneta, serta delegasi, tiba di Istana Bogor, kemarin pukul 10.00 WIB. Mereka disambut Jokowi, didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi.
Pasukan berkuda, personel berbusana tradisional Indonesia, dan marching band Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), turut mengiringi kedatangan Marcos. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan upacara kenegaraan.
Usai mengumandangkan lagu kebangsaan Filipina, Lupang Hinirang dan lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya, terdengar dentuman meriam sebanyak 21 kali. Selanjutnya, kedua pemimpin memperkenalkan delegasi masing-masing negara.
Dari Indonesia tampak hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain itu, juga ada Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno.
Turut hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo, Direktur Jenderal AsiaPasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Abdul Kadir Jailani, serta Kepala Protokol Negara/Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler, Kemlu Andy Rachmianto.
Sedangkan delegasi dari Filipina yang hadir, yakni Ketua DPR Ferdinand Martin Romualdez, Anggota Kongres Ferdinand Alexander Araneta Marcos, Menteri Luar Negeri Enrique Manalo.
Hadir juga Menteri Keuangan Benjamin E Diokno, Menteri Perdagangan dan Industri Alfredo E Pascual, Menteri Pertahanan Jose Faustino Jr, Wakil Mengeri Pertahanan Neal Imperial, dan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Filipina di Jakarta Bryan Dexter Lao.
Selanjutnya, kedua pemimpin negara didampingi pasangan masing-masing, menuju Ruang Teratai, dan melakukan sesi foto bersama serta penandatanganan buku tamu.
Usai berbincang sejenak di beranda Istana Kepresidenan Bogor, kedua pemimpin melakukan penanaman pohon bersama di halaman belakang Istana. Kali ini, pohon yang ditanam adalah Pohon Kayu Ulin atau Kayu Besi. Selanjutnya adalah pertemuan empat mata di beranda belakang Istana Kepresidenan Bogor.
Rangkaian kunjungan resmi di Istana Kepresidenan Bogor ini dilanjutkan dengan pertemuan bilateral dan pernyataan pers bersama.
Dalam pertemuan bilateral, Marcos mengatakan, Indonesia adalah negara yang penting untuk dikunjungi pertama kali. Selain kedekatan geografis, kata Marcos, kedua negara dekat dalam budaya juga etnis.
“Hal ini akan turut menguatkan kemitraan antara kedua negara,” ujarnya.
Secara khusus, Marcos berterima kasih atas sambutan Pemerintah Indonesia dan Jokowi. Meski baru pertama ke Jakarta, katanya, dia merasa seperti berada di rumah sendiri.
Marcos menambahkan, dua tahun lagi, Indonesia-Filipina akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Namun, hubungan kedua negara sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum itu.
Lebih lanjut, Marcos juga berbicara mengenai peran ASEAN dalam menghadapi kesulitan di tengah gejolak geopolitik. Dia dan Jokowi sepakat bahwa ASEAN akan menjadi agen utama perubahan.
“Untuk terus membawa perdamaian ke negara kita,” ucapnya.
Sepakati Kerja Sama Pada pertemuan itu, kedua pemimpin menyepakati sejumlah perjanjian kerja sama. Tak hanya ekonomi, peninjauan kembali terkait pengamanan perbatasan juga diteken.
“Kami sepakat meninjau kembali dua perjanjian pengamanan perbatasan agar terus relevan bagi masyarakat di perbatasan. Yakni, Revised Border Crossing Agreement dan Border Patrol Agreement,” kata Jokowi.
Selanjutnya, keduanya juga berkomitmen mempercepat perundingan delimitasi batas landas kontinen berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
Di bidang pertahanan dan keamanan, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama untuk keselamatan dan keamanan perairan di wilayah perbatasan. Jokowi pun menyatakan sangat menghargai dilakukannya penandatanganan Agreement On Cooperative Activities in the Field of Defense and Security.
“Saya senang kita telah memperbarui Trilateral Cooperative Arrangement (TCA) antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Karena sangat penting dalam mengamankan jalur perairan dari ancaman penyanderaan dan penculikan,” pungkas Jokowi. ***
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID