DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
12 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Relawan Jokowi Maunya Jokowi Lagi Fadjroel Kampanyekan Hastag Dua Periode Harga Mati –

5 min read

Lain Projo, lain Fadjroel Rachman. Lewat Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar di Jawa Barat, Projo mendorong Presiden Jokowi menjabat 3 periode. Sedangkan Fadjroel yang kini menjadi Dubes RI untuk Kazakhstan, justru mengkampanyekan #DuaPeriodeHargaMati.

Musra Projo itu digelar di Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/8). Dalam Musra ini, dilakukan e-voting untuk menentukan capres 2024. Kemarin, hasil Musra ini diumumkan di Bangi Kopi, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Hasilnya, dari total 5.721 peserta Musra, Jokowi dipilih 1.704 orang atau 29,79 persen. Di bawah Jokowi ada Sandiaga Uno (16,92 persen), Ganjar Pranowo (16,10 persen), Prabowo Subianto (11,20 persen), Anies Baswedan (9,02 persen), Ridwan Kamil (5,17 persen), Puan Maharani (4,16 persen), Dedi Mulyadi (2,87 persen), Moeldoko (2,57 persen), Andika Perkasa (1,42 persen), dan lainnya (0,89 persen).

Di Musra ini juga dipilih bakal cawapres. Hasilnya, Ridwan Kamil nangkring di posisi teratas dengan 38,89 persen. Di bawahnya ada Airlangga Hartarto (13,25 persen), Erick Thohir (12,81 persen), Arsjad Rasjid (10,33 persen), Puan Maharani (9,49 persen), Anies Baswedan (4,88 persen), Sandiaga Uno (4,06 persen), Ganjar Pranowo (2,76 persen), Moeldoko 1,54 persen, Dedi Mulyadi (0,75 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (0,68 persen).

“Peserta Musra Jabar lebih mendambakan pemimpin bangsa yang jujur dan bersih, sekaligus berani, tegas, dan berwibawa, serta berpengalaman,” demikian bunyi petikan hasil Musra.

Total, ada 8 aspek yang melatarbelakangi keputusan peserta Musra dalam memilih capres. Aspek yang menjadi pertimbangan tertinggi adalah jujur dan bersih dengan angka 19,6 persen. Disusul berani, tegas, dan berwibawa (17,8 persen); berpengalaman (17,1 persen); merakyat (13,7 persen); dermawan (11,1 persen); berakhlak baik (10,8 persen); serta berpendidikan dan profesional (9,8 persen).

Ketua Dewan Pengarah Musra, Andi Gani Nena Wea mengatakan, penempatan nama tokoh dalam bursa capres 2024 berdasarkan tafsiran kriteria dan karakter kepemimpinan bangsa. “Peserta Musra diberikan kesempatan memberikan pendapat terkait dengan karakter pemimpin bangsa. Peserta Musra menyampaikan pendapat mereka terkait tokoh-tokoh tersebut, sesuai dengan harapan mereka,” ujar Andi Gani.

Selain itu, lanjut dia, peserta Musra juga melihat karakter pemimpin yang merakyat. Namun, bukan menjadi penilaian yang utama. Selain itu, tiga karakter seperti dermawan, akhlak baik, dan berpendidikan dan profesional tetap dipandang penting, meski tidak menjadi hal yang utama juga.

 

Bagaimana dengan Fadjroel? Lewat akun Twitter @fadjroeL, dia membagikan video narasi dari TikTok yang diiringi lagu “Siapa Kita”. Video tersebut berdurasi 15 detik. Kalimatnya menyebut Agustus merupakan momen diperingatinya Hari Konstitusi Indonesia. “Hari Konstitusi Indonesia 18 Agustus 1945-2022 Hari Taat Pada Konstitusi #DuaPeriodeHargaMati,” twit Fadjroel.

Sikap Fadjroel ini didukung Ketua Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer. Dia menegaskan, usulan Jokowi tiga periode adalah produk haram bagi demokrasi. Sesat dan menjerumuskan. Dengan tegas, pria yang akrab disapa Noel itu, meminta Projo untuk “taubat”.

“Jangan memakai perbandingan Jerman dan Inggris. Mereka demokrasi parlementer. Kita dulu pernah, dan akhirnya malah bubar,” tegas mantan aktivis 98 ini.

Dia khawatir, buntut dari gerakan relawan berdampak buruk bagi Jokowi. Partai politik yang tidak suka dengan gerakan Projo dan beberapa relawan lain tersebut. Bukan tidak mungkin, para partai politik akan menjatuhkan Jokowi. “Apakah Projo menginginkan seperti ini? Kalau iya, berarti jelas menjerumuskan Presiden Jokowi,” tegasnya.

Sedangkan, pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad meminta relawan Jokowi fokus pada komitmen Pemerintah dan penyelenggara Pemilu 14 Februari 2024. Terlebih, tahapan Pemilu sudah dimulai.

“Isu perpanjangan presiden ini mestinya tidak dibangkitkan lagi. Tahapan Pemilu sudah dimulai. Mestinya fokus ke sana,” ucap Saidiman, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia mendesak relawan Jokowi patuh terhadap yang diputuskan bosnya. Jokowi beberapa kali mengatakan patuh pada konstitusi yang mengatur masa jabatan presiden. “Saya kira para relawan Jokowi mestinya mengikuti yang dikatakan Jokowi. Konstitusi menyatakan masa jabatan presiden hanya dua tahun,” lanjutnya.

Lagi pula, perpanjangan masa jabatan presiden tidak mencerminkan pandangan umum rakyat Indonesia. Dalam survei opini publik, baik penantang maupun pendukung Jokowi, sama-sama tidak menginginkan perpanjangan masa jabatan presiden. “Jadi, isu perpanjangan masa jabatan presiden ini adalah akal-akalan sejumlah elite yang bertentangan dengan aspirasi mayoritas rakyat Indonesia,” pungkas Saidiman. [UMM] ]]> , Lain Projo, lain Fadjroel Rachman. Lewat Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar di Jawa Barat, Projo mendorong Presiden Jokowi menjabat 3 periode. Sedangkan Fadjroel yang kini menjadi Dubes RI untuk Kazakhstan, justru mengkampanyekan #DuaPeriodeHargaMati.

Musra Projo itu digelar di Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/8). Dalam Musra ini, dilakukan e-voting untuk menentukan capres 2024. Kemarin, hasil Musra ini diumumkan di Bangi Kopi, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Hasilnya, dari total 5.721 peserta Musra, Jokowi dipilih 1.704 orang atau 29,79 persen. Di bawah Jokowi ada Sandiaga Uno (16,92 persen), Ganjar Pranowo (16,10 persen), Prabowo Subianto (11,20 persen), Anies Baswedan (9,02 persen), Ridwan Kamil (5,17 persen), Puan Maharani (4,16 persen), Dedi Mulyadi (2,87 persen), Moeldoko (2,57 persen), Andika Perkasa (1,42 persen), dan lainnya (0,89 persen).

Di Musra ini juga dipilih bakal cawapres. Hasilnya, Ridwan Kamil nangkring di posisi teratas dengan 38,89 persen. Di bawahnya ada Airlangga Hartarto (13,25 persen), Erick Thohir (12,81 persen), Arsjad Rasjid (10,33 persen), Puan Maharani (9,49 persen), Anies Baswedan (4,88 persen), Sandiaga Uno (4,06 persen), Ganjar Pranowo (2,76 persen), Moeldoko 1,54 persen, Dedi Mulyadi (0,75 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (0,68 persen).

“Peserta Musra Jabar lebih mendambakan pemimpin bangsa yang jujur dan bersih, sekaligus berani, tegas, dan berwibawa, serta berpengalaman,” demikian bunyi petikan hasil Musra.

Total, ada 8 aspek yang melatarbelakangi keputusan peserta Musra dalam memilih capres. Aspek yang menjadi pertimbangan tertinggi adalah jujur dan bersih dengan angka 19,6 persen. Disusul berani, tegas, dan berwibawa (17,8 persen); berpengalaman (17,1 persen); merakyat (13,7 persen); dermawan (11,1 persen); berakhlak baik (10,8 persen); serta berpendidikan dan profesional (9,8 persen).

Ketua Dewan Pengarah Musra, Andi Gani Nena Wea mengatakan, penempatan nama tokoh dalam bursa capres 2024 berdasarkan tafsiran kriteria dan karakter kepemimpinan bangsa. “Peserta Musra diberikan kesempatan memberikan pendapat terkait dengan karakter pemimpin bangsa. Peserta Musra menyampaikan pendapat mereka terkait tokoh-tokoh tersebut, sesuai dengan harapan mereka,” ujar Andi Gani.

Selain itu, lanjut dia, peserta Musra juga melihat karakter pemimpin yang merakyat. Namun, bukan menjadi penilaian yang utama. Selain itu, tiga karakter seperti dermawan, akhlak baik, dan berpendidikan dan profesional tetap dipandang penting, meski tidak menjadi hal yang utama juga.

 

Bagaimana dengan Fadjroel? Lewat akun Twitter @fadjroeL, dia membagikan video narasi dari TikTok yang diiringi lagu “Siapa Kita”. Video tersebut berdurasi 15 detik. Kalimatnya menyebut Agustus merupakan momen diperingatinya Hari Konstitusi Indonesia. “Hari Konstitusi Indonesia 18 Agustus 1945-2022 Hari Taat Pada Konstitusi #DuaPeriodeHargaMati,” twit Fadjroel.

Sikap Fadjroel ini didukung Ketua Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer. Dia menegaskan, usulan Jokowi tiga periode adalah produk haram bagi demokrasi. Sesat dan menjerumuskan. Dengan tegas, pria yang akrab disapa Noel itu, meminta Projo untuk “taubat”.

“Jangan memakai perbandingan Jerman dan Inggris. Mereka demokrasi parlementer. Kita dulu pernah, dan akhirnya malah bubar,” tegas mantan aktivis 98 ini.

Dia khawatir, buntut dari gerakan relawan berdampak buruk bagi Jokowi. Partai politik yang tidak suka dengan gerakan Projo dan beberapa relawan lain tersebut. Bukan tidak mungkin, para partai politik akan menjatuhkan Jokowi. “Apakah Projo menginginkan seperti ini? Kalau iya, berarti jelas menjerumuskan Presiden Jokowi,” tegasnya.

Sedangkan, pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad meminta relawan Jokowi fokus pada komitmen Pemerintah dan penyelenggara Pemilu 14 Februari 2024. Terlebih, tahapan Pemilu sudah dimulai.

“Isu perpanjangan presiden ini mestinya tidak dibangkitkan lagi. Tahapan Pemilu sudah dimulai. Mestinya fokus ke sana,” ucap Saidiman, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia mendesak relawan Jokowi patuh terhadap yang diputuskan bosnya. Jokowi beberapa kali mengatakan patuh pada konstitusi yang mengatur masa jabatan presiden. “Saya kira para relawan Jokowi mestinya mengikuti yang dikatakan Jokowi. Konstitusi menyatakan masa jabatan presiden hanya dua tahun,” lanjutnya.

Lagi pula, perpanjangan masa jabatan presiden tidak mencerminkan pandangan umum rakyat Indonesia. Dalam survei opini publik, baik penantang maupun pendukung Jokowi, sama-sama tidak menginginkan perpanjangan masa jabatan presiden. “Jadi, isu perpanjangan masa jabatan presiden ini adalah akal-akalan sejumlah elite yang bertentangan dengan aspirasi mayoritas rakyat Indonesia,” pungkas Saidiman. [UMM]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |