Bayer Bantu Kerek Produksi Pertanian Di Bogor –
4 min readSukses menjangkau 800 ribu keluarga petani di 15 provinsi, Bayer perluas program pemberdayaan di empat desa di Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Hingga 2030, Bayer menargetkan sekitar 4 juta petani lahan kecil, 1 juta masyarakat ekonomi rentan, dan 1 juta perempuan di perkotaan atau pedesaan.
“Program holistik Bayer untuk Indonesia (BISA) dijalankan sejak 2020 berfokus pada pertanian dan kesehatan,” ungkap President Director Bayer, Kinshuk Kunwar di desa Pamijahan, Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Di bidang pertanian, pihaknya berupaya menghadirkan akses terhadap inovasi termutakhir, pengetahuan yang relevan, serta kemitraan, guna meningkatkan pendapatan petani. Sementara, pada ranah kesehatan, Bayer memberikan pelatihan kesehatan mandiri, akses terhadap alat kontrasepsi, hingga edukasi penanggulangan stunting.
Sebelumnya, BISA telah sukses menjangkau 800.000 keluarga petani di 15 provinsi Indonesia. Dampaknya, produktivitas pertanian dari penerima manfaat rata-rata meningkat hingga 20 persen, bahkan menaikkan pendapatan hingga 30 persen.
Di Pamijahan, Bayer menargetkan, program BISA dapat memberikan manfaat kepada 8.000 petani dan keluarga tani, meliputi pendampingan kepada 2.000 petani lahan kecil dan 1.000 petani dan keluarga tani perempuan, edukasi kepada 10 bidang yang selanjutnya akan melatih 220 kader kesehatan dari 43 Posyandu, serta pengembangan 3 Better Life Farming Center (BLFC).
“BLFC merupakan bagian dari ekosistem pendukung pertanian yang Bayer bangun untuk memudahkan petani setempat dalam mengakses teknologi pertanian, serta menjamin keterlibatan mereka dalam mata rantai nilai pertanian,” ungkap Kinshuk lagi.
Selama 2 tahun penyelenggaraan, 477 BLFC atau kios cerdas pertanian berhasil dikembangkan, dan 100 pengusaha perempuan tani mendapatkan pelatihan kewirausahaan.
Bayer juga telah melatih 100 tenaga kesehatan profesional dengan metode training of trainer sehingga edukasi yang diberikan dapat diteruskan kepada lebih banyak kader kesehatan di area penerima manfaat.
Keseriusan Bayer dalam meningkatkan kapasitas kesehatan perempuan, diwujudkan dengan memberikan edukasi dan pelatihan terkait kesehatan perempuan serta pencegahan stunting, dan telah menjangkau 32.146 perempuan.
“Dengan adanya program ini, warga Desa Ciasihan kini memiliki akses dan juga bekal untuk mengembangkan usaha pertanian sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan mereka. Kami berharap inisiatif ini bisa terus dilakukan sehingga hasil yang dirasa bisa lebih optimal dan berdampak pada kesejahteraan dan kesehatan masyarakat desa,” ungkap Kepala Desa Ciasihan, Lilih
Implementasi BISA dipusatkan di Desa Ciasihan, Ciasmara, Gunungsari dan Purwabakti, yang berlokasi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Terletak di area penyanggah Ibu Kota dan hanya berjarak tempuh 2,5 jam dari DKI Jakarta, masyarakat di wilayah ini masih menghadapi 2 masalah utama terkait pertanian dan kesehatan.
Desa Ciasihan, contohnya, petani setempat tengah berhadapan dengan produktivitas yang tidak optimal lantaran keterbatasan lahan dan penggunaan metode pertanian yang masih tradisional.
Sementara, pada bidang kesehatan, masyarakat Desa Ciasihan juga mengalami situasi yang tak kalah menantang, dari tingkat kesertaan KB yang rendah, sampai prevalensi stunting yang masih di atas 10 persen. Bahkan, fasilitas kesehatan yang tersedia pun sulit dijangkau sehingga berakibat banyak masyarakat yang mencari pengobatan alternatif, seperti ke dukun.
“Program pemberdayaan petani yang dilengkapi dengan intervensi di bidang kesehatan yang mumpuni, terbukti memberikan dampak optimal dalam upaya membangun kemandirian desa. Melalui program kolaboratif seperti ini, kita dapat membantu pemerintah untuk membangun masyarakat dan Indonesia yang lebih kuat,” tambah Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis.
]]> , Sukses menjangkau 800 ribu keluarga petani di 15 provinsi, Bayer perluas program pemberdayaan di empat desa di Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Hingga 2030, Bayer menargetkan sekitar 4 juta petani lahan kecil, 1 juta masyarakat ekonomi rentan, dan 1 juta perempuan di perkotaan atau pedesaan.
“Program holistik Bayer untuk Indonesia (BISA) dijalankan sejak 2020 berfokus pada pertanian dan kesehatan,” ungkap President Director Bayer, Kinshuk Kunwar di desa Pamijahan, Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Di bidang pertanian, pihaknya berupaya menghadirkan akses terhadap inovasi termutakhir, pengetahuan yang relevan, serta kemitraan, guna meningkatkan pendapatan petani. Sementara, pada ranah kesehatan, Bayer memberikan pelatihan kesehatan mandiri, akses terhadap alat kontrasepsi, hingga edukasi penanggulangan stunting.
Sebelumnya, BISA telah sukses menjangkau 800.000 keluarga petani di 15 provinsi Indonesia. Dampaknya, produktivitas pertanian dari penerima manfaat rata-rata meningkat hingga 20 persen, bahkan menaikkan pendapatan hingga 30 persen.
Di Pamijahan, Bayer menargetkan, program BISA dapat memberikan manfaat kepada 8.000 petani dan keluarga tani, meliputi pendampingan kepada 2.000 petani lahan kecil dan 1.000 petani dan keluarga tani perempuan, edukasi kepada 10 bidang yang selanjutnya akan melatih 220 kader kesehatan dari 43 Posyandu, serta pengembangan 3 Better Life Farming Center (BLFC).
“BLFC merupakan bagian dari ekosistem pendukung pertanian yang Bayer bangun untuk memudahkan petani setempat dalam mengakses teknologi pertanian, serta menjamin keterlibatan mereka dalam mata rantai nilai pertanian,” ungkap Kinshuk lagi.
Selama 2 tahun penyelenggaraan, 477 BLFC atau kios cerdas pertanian berhasil dikembangkan, dan 100 pengusaha perempuan tani mendapatkan pelatihan kewirausahaan.
Bayer juga telah melatih 100 tenaga kesehatan profesional dengan metode training of trainer sehingga edukasi yang diberikan dapat diteruskan kepada lebih banyak kader kesehatan di area penerima manfaat.
Keseriusan Bayer dalam meningkatkan kapasitas kesehatan perempuan, diwujudkan dengan memberikan edukasi dan pelatihan terkait kesehatan perempuan serta pencegahan stunting, dan telah menjangkau 32.146 perempuan.
“Dengan adanya program ini, warga Desa Ciasihan kini memiliki akses dan juga bekal untuk mengembangkan usaha pertanian sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan mereka. Kami berharap inisiatif ini bisa terus dilakukan sehingga hasil yang dirasa bisa lebih optimal dan berdampak pada kesejahteraan dan kesehatan masyarakat desa,” ungkap Kepala Desa Ciasihan, Lilih
Implementasi BISA dipusatkan di Desa Ciasihan, Ciasmara, Gunungsari dan Purwabakti, yang berlokasi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Terletak di area penyanggah Ibu Kota dan hanya berjarak tempuh 2,5 jam dari DKI Jakarta, masyarakat di wilayah ini masih menghadapi 2 masalah utama terkait pertanian dan kesehatan.
Desa Ciasihan, contohnya, petani setempat tengah berhadapan dengan produktivitas yang tidak optimal lantaran keterbatasan lahan dan penggunaan metode pertanian yang masih tradisional.
Sementara, pada bidang kesehatan, masyarakat Desa Ciasihan juga mengalami situasi yang tak kalah menantang, dari tingkat kesertaan KB yang rendah, sampai prevalensi stunting yang masih di atas 10 persen. Bahkan, fasilitas kesehatan yang tersedia pun sulit dijangkau sehingga berakibat banyak masyarakat yang mencari pengobatan alternatif, seperti ke dukun.
“Program pemberdayaan petani yang dilengkapi dengan intervensi di bidang kesehatan yang mumpuni, terbukti memberikan dampak optimal dalam upaya membangun kemandirian desa. Melalui program kolaboratif seperti ini, kita dapat membantu pemerintah untuk membangun masyarakat dan Indonesia yang lebih kuat,” tambah Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis.
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID