Puncak Harnas UMKM 2022, Teten : Transformasi Digital Kunci UMKM Pulih dan Tahan Resesi –
7 min readMerayakan puncak Peringatan Hari Nasional (Harnas) UMKM 2022 di Bandung hari ini, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengajak berbagai pihak memanfaatkan momentum ini sebagai dukungan bagi para UMKM, untuk cepat pulih dan mampu bertahan di tengah ancaman resesi global, UMKM Juara dengan bertransformasi digital.
Teten menegaskan, saat ini perekonomian Indonesia pulih lebih cepat dibanding negara-negara lain yaitu tumbuh 5,44 persen pada semester I tahun 2022.
Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil untuk mempertahankan perekonomian domestik seperti program sosial, pemberian subsidi, suku bunga dan penguatan produk dalam negeri khususnya UMKM dalam beberapa Kementerian/Lembaga (K/L).
“Terutama program digitalisasi yang sangat massif, juga telah membuat UMKM mampu bertahan dan bahkan berekspansi pada masa pandemi,” ujar Menkop UKM dalam acara Peringatan Harnas UMKM di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8).
Teten mengatakan, perekonomian dunia selanjutnya diprediksi masih tumbuh lebih lambat. Bahkan IMF telah mengkoreksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen untuk tahun 2022 dan tahun depan lebih lemah lagi dari 3,6 persen ke 2,9 persen.
“Untuk itu kita perlu terus menjaga ekonomi domestik sebagai sumber pertumbuhan dan khususnya UMKM. Tetapi kita juga perlu menciptakan peluang untuk perluasan pasar luar negeri,” tegasnya.
Di satu sisi, adopsi teknologi dan inovasi digital berpotensi untuk meningkatkan ketahanan, produktivitas, dan pemulihan ekonomi. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp 5.400 triliun di tahun 2020-2030 dan menjadi yang tebesar di Asia Tenggara.
Diakui Teten, selama dua tahun pandemi ini mendorong UMKM bertransformasi digital, 19 juta UMKM saat ini masuk dalam ekosistem digital, tumbuh sekitar 137 persen dari sebelum pandemi.
Dirinya optimistis target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024 dapat tercapai, termasuk di dalamnya target 1 juta produk UMKM on-boarding dalam e-katalog belanja pemerintah pusat dan daerah di tahun 2022.
Saat ini tidak hanya e-commerce yang bertumbuh, platform lainnya, seperti penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi (edutech), properti berbasis teknologi (property-tech), transportasi online (ride hailing), dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi (healthtech).
Pada 2030, nilai transaksinya diperkirakan mencapai masing-masing Rp 160,4 triliun, Rp 575 triliun, Rp 202,4 triliun, Rp 401 triliun, dan Rp 471,6 triliun.
“Konsumsi masyarakat harus didorong bagaimana daya beli masyarakat diperkuat, menciptakan lapangan kerja, mendorong masyarakat membeli dan belanja produk dalam negeri atau UMKM,” pinta Teten.
Contohnya beberapa komoditi yang masih banyak diimpor yaitu minyak goreng. Kemenkop UKM saat ini mulai dengan program minyak makan merah, petani difasilitasi mulai dari pengolahan, pembangunan pabrik, yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Kemudian juga substitusi impor kacang kedelai dengan kacang koro.
“Ini sama enaknya dengan kedelai bisa menjadi bahan pembuatan tempe maupun kecap jadi lebih produktif. Kami sedang menyiapkan ekosistemnya yang juga perlu kerja sama berbagai pihak. Bahkan kami sudah hitung kebutuhan tiap daerah, kita perlu mengajak para pelaku koperasi tempe tahu untuk memproduksinya dengan kacang koro,” sebut Teten.
Pertukaran Perdagangan
Menkop UKM turut mengapresiasi inisiatif kerja sama perdagang yang dilakukan antar provinsi dalam hal pertukaran produk UMKM. Seperti yang dilakukan antara Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
“Ide perdagangan antar provinsi penting guna menggenjot ekonomi dalam negeri. Kami apresiasi langkah kedua provinsi ini. Daerah memiliki peran menciptakan ekonomi yang sehat,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi kinerja program Kemenkop UKM yang dipimpin Menteri Teten, di mana hingga saat ini terasa akselerasi di bidang UMKM yang terus meningkat di Jabar.
Untuk itu, dalam rangka perayaan Harnas UMKM di Jabar ini, Kang Emil sapaan akrabnya, menjadi petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa bagaimana Indonesia mampu bertahan dari gejolak ekonomi, salah satunya dengan pemberdayaan UMKM.
“Kalau kita lihat, tidak ada di dunia Hari UMKM. Banyak negara perang bahkan menjadi negara gagal atau bangkrut seperti Yugoslavia, karena tidak memiliki kekuatan ekonominya dari UMKM,” ucap Emil dalam sambutannya.
Ia merinci, saat ini pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 5,6 persen dengan inflasi di kisaran angka 4 persen.
“Selama pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari inflasi, Insya Allah kita aman. Negara-negara krisis itu karena inflasinya lebih tinggi. Harga energi naik 5 kali lipat, harga pangan 3 kali lipat. Bisa dibilang negara Eropa banyak yang lebih sulit dari Indonesia,” ujar Emil.
Kuncinya sambung dia, adalah jangan bergantung perdagangan dalam negeri dengan luar. Masing-masing daerah harus mampu memaksimalkan produk unggulan daerahnya, dan menjalin kerja sama perdagangan antar kita sendiri, sehingga ekonomi dalam negeri semakin kuat.
“Hal tersebut menjadi alasan kami bekerja sama dengan Provinsi Sumsel. Semoga upaya pertukaran kebutuhan barang dan perdagangan antar provinsi atau daerah ini bisa difasilitasi dengan Kemenkop UKM, sehingga menjadi jurus selamat supaya tidak kita tidak seperti Ukraina dan Yugoslavia,” imbuh Emil.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menekankan, pihaknya bersepakat menjalin hubungan dagang dengan Provinsi Jabar, setelah sebelumnya telah dilakukan dengan Provinsi Jatim.
“Diharapkan Pemerintah dalam hal ini Kemenkop UKM bisa intervensi lebih dalam. Mengingat UMKM sangat mampu bertahan di tengah kontraksi ekonomi, memiliki daya saing luar biasa, pasarnya jelas, membuat Indonesia tangguh dalam sisi ekonomi kerakyatannya di banding negara-negara lain,” sebut Herman.
Herman menegaskan, bagaimana UMKM tangguh tidak bergantung dengan pihak luar. ”Misalnya dari minyak goreng, program Kemenkop UKM yang mendorong petani punya pabrik minyak goreng sendiri meskipun kecil, membuktikan agar Pemerintah hadir di masyarakat,” pungkasnya. ■
]]> , Merayakan puncak Peringatan Hari Nasional (Harnas) UMKM 2022 di Bandung hari ini, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengajak berbagai pihak memanfaatkan momentum ini sebagai dukungan bagi para UMKM, untuk cepat pulih dan mampu bertahan di tengah ancaman resesi global, UMKM Juara dengan bertransformasi digital.
Teten menegaskan, saat ini perekonomian Indonesia pulih lebih cepat dibanding negara-negara lain yaitu tumbuh 5,44 persen pada semester I tahun 2022.
Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil untuk mempertahankan perekonomian domestik seperti program sosial, pemberian subsidi, suku bunga dan penguatan produk dalam negeri khususnya UMKM dalam beberapa Kementerian/Lembaga (K/L).
“Terutama program digitalisasi yang sangat massif, juga telah membuat UMKM mampu bertahan dan bahkan berekspansi pada masa pandemi,” ujar Menkop UKM dalam acara Peringatan Harnas UMKM di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8).
Teten mengatakan, perekonomian dunia selanjutnya diprediksi masih tumbuh lebih lambat. Bahkan IMF telah mengkoreksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen untuk tahun 2022 dan tahun depan lebih lemah lagi dari 3,6 persen ke 2,9 persen.
“Untuk itu kita perlu terus menjaga ekonomi domestik sebagai sumber pertumbuhan dan khususnya UMKM. Tetapi kita juga perlu menciptakan peluang untuk perluasan pasar luar negeri,” tegasnya.
Di satu sisi, adopsi teknologi dan inovasi digital berpotensi untuk meningkatkan ketahanan, produktivitas, dan pemulihan ekonomi. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp 5.400 triliun di tahun 2020-2030 dan menjadi yang tebesar di Asia Tenggara.
Diakui Teten, selama dua tahun pandemi ini mendorong UMKM bertransformasi digital, 19 juta UMKM saat ini masuk dalam ekosistem digital, tumbuh sekitar 137 persen dari sebelum pandemi.
Dirinya optimistis target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024 dapat tercapai, termasuk di dalamnya target 1 juta produk UMKM on-boarding dalam e-katalog belanja pemerintah pusat dan daerah di tahun 2022.
Saat ini tidak hanya e-commerce yang bertumbuh, platform lainnya, seperti penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi (edutech), properti berbasis teknologi (property-tech), transportasi online (ride hailing), dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi (healthtech).
Pada 2030, nilai transaksinya diperkirakan mencapai masing-masing Rp 160,4 triliun, Rp 575 triliun, Rp 202,4 triliun, Rp 401 triliun, dan Rp 471,6 triliun.
“Konsumsi masyarakat harus didorong bagaimana daya beli masyarakat diperkuat, menciptakan lapangan kerja, mendorong masyarakat membeli dan belanja produk dalam negeri atau UMKM,” pinta Teten.
Contohnya beberapa komoditi yang masih banyak diimpor yaitu minyak goreng. Kemenkop UKM saat ini mulai dengan program minyak makan merah, petani difasilitasi mulai dari pengolahan, pembangunan pabrik, yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Kemudian juga substitusi impor kacang kedelai dengan kacang koro.
“Ini sama enaknya dengan kedelai bisa menjadi bahan pembuatan tempe maupun kecap jadi lebih produktif. Kami sedang menyiapkan ekosistemnya yang juga perlu kerja sama berbagai pihak. Bahkan kami sudah hitung kebutuhan tiap daerah, kita perlu mengajak para pelaku koperasi tempe tahu untuk memproduksinya dengan kacang koro,” sebut Teten.
Pertukaran Perdagangan
Menkop UKM turut mengapresiasi inisiatif kerja sama perdagang yang dilakukan antar provinsi dalam hal pertukaran produk UMKM. Seperti yang dilakukan antara Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
“Ide perdagangan antar provinsi penting guna menggenjot ekonomi dalam negeri. Kami apresiasi langkah kedua provinsi ini. Daerah memiliki peran menciptakan ekonomi yang sehat,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi kinerja program Kemenkop UKM yang dipimpin Menteri Teten, di mana hingga saat ini terasa akselerasi di bidang UMKM yang terus meningkat di Jabar.
Untuk itu, dalam rangka perayaan Harnas UMKM di Jabar ini, Kang Emil sapaan akrabnya, menjadi petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa bagaimana Indonesia mampu bertahan dari gejolak ekonomi, salah satunya dengan pemberdayaan UMKM.
“Kalau kita lihat, tidak ada di dunia Hari UMKM. Banyak negara perang bahkan menjadi negara gagal atau bangkrut seperti Yugoslavia, karena tidak memiliki kekuatan ekonominya dari UMKM,” ucap Emil dalam sambutannya.
Ia merinci, saat ini pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 5,6 persen dengan inflasi di kisaran angka 4 persen.
“Selama pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari inflasi, Insya Allah kita aman. Negara-negara krisis itu karena inflasinya lebih tinggi. Harga energi naik 5 kali lipat, harga pangan 3 kali lipat. Bisa dibilang negara Eropa banyak yang lebih sulit dari Indonesia,” ujar Emil.
Kuncinya sambung dia, adalah jangan bergantung perdagangan dalam negeri dengan luar. Masing-masing daerah harus mampu memaksimalkan produk unggulan daerahnya, dan menjalin kerja sama perdagangan antar kita sendiri, sehingga ekonomi dalam negeri semakin kuat.
“Hal tersebut menjadi alasan kami bekerja sama dengan Provinsi Sumsel. Semoga upaya pertukaran kebutuhan barang dan perdagangan antar provinsi atau daerah ini bisa difasilitasi dengan Kemenkop UKM, sehingga menjadi jurus selamat supaya tidak kita tidak seperti Ukraina dan Yugoslavia,” imbuh Emil.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menekankan, pihaknya bersepakat menjalin hubungan dagang dengan Provinsi Jabar, setelah sebelumnya telah dilakukan dengan Provinsi Jatim.
“Diharapkan Pemerintah dalam hal ini Kemenkop UKM bisa intervensi lebih dalam. Mengingat UMKM sangat mampu bertahan di tengah kontraksi ekonomi, memiliki daya saing luar biasa, pasarnya jelas, membuat Indonesia tangguh dalam sisi ekonomi kerakyatannya di banding negara-negara lain,” sebut Herman.
Herman menegaskan, bagaimana UMKM tangguh tidak bergantung dengan pihak luar. ”Misalnya dari minyak goreng, program Kemenkop UKM yang mendorong petani punya pabrik minyak goreng sendiri meskipun kecil, membuktikan agar Pemerintah hadir di masyarakat,” pungkasnya. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID