DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
23 December 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Terus Gempur Gaza, Bunuh Anak-anak Israel Benar-benar Setan! –

4 min read

Situasi Gaza kembali memanas. Korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza meningkat menjadi 32 orang.

Angka tersebut diumumkan Kementerian Kesehatan Jalur Gaza, Palestina, Minggu (7/8). Jumlah itu meningkat delapan orang dari data yang diungkap pada Sabtu (6/8).

Saat itu, otoritas mengumumkan setidaknya 24 orang, termasuk enam anak-anak meninggal dunia dalam serangan Israel di Jalur Gaza. Tak hanya itu, serangan tersebut juga dilaporkan melukai setidaknya 215 orang.

Berdasarkan catatan Palestina, para anak yang tewas merupakan korban serangan udara Israel di Jabalia.

Namun, Israel menyangkal semua tudingan itu. Israel balik menuding anak-anak tersebut tewas akibat roket gerilyawan Gaza ke Israel, namun gagal.

“Pasukan keamanan Israel tidak menyerang Jabalia dalam beberapa jam belakangan. Insiden ini justru terbukti akibat salah tembak roket yang diakukan Jihad Islam,” demikian pernyataan pemerintah Israel yang dikutip Agence France-Presse (AFP).

 

Saling gempur ini bermula pada Jumat (5/8), ketika Israel melancarkan serangan udara sebagai upaya pencegahan. Menurut mereka, kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) tengah menyusun rencana menyerang Israel.

Setidaknya 15 orang tewas akibat serangan Israel tersebut, salah satunya anak perempuan berusia lima tahun. Sementara 55 warga Palestina lainnya juga terluka.

Tak tinggal diam, Jihad Islam lantas membalas dengan menembakkan lebih dari 100 roket ke arah Israel. Namun, tak ada korban dalam serangan ini.

Israel menyatakan, mereka akan terus menggempur Gaza. Serangan itu bahkan bisa bertahan sampai sepekan ke depan. Sumber kelompok milisi Jihad Islam juga menegaskan tak akan ada gencatan senjata dalam waktu dekat.

“Untuk gerakan kami, fokusnya di medan perang,” ujar sumber tersebut.

Terpisah, Jihad Islam mengakui salah satu komandan senior bersenjata mereka tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.

“Brigade Al-Quds (Brigade Yerusalem) berduka atas pemimpin Khaled Mansour, anggota Dewan Keamanan dan Komandan Wilayah Selatan (Jalur Gaza) yang menjadi martir akibat serangan udara Israel kemarin (Sabtu),” ungkap kelompok itu, dikutip dari Reuters, Minggu.

 

Brigade Al-Quds adalah sayap bersenjata kelompok tersebut.

Eskalasi mematikan terbaru di Gaza, merupakan buntut penangkapan yang dilakukan Israel awal pekan ini di Tepi Barat terhadap Bassem al-Saadi. Ia merupakan anggota kunci Jihad Islam yang dipersalahkan Israel karena mengatur serentetan serangan.

Perdana Menteri Israel Yair Lapid menekankan bahwa pemerintahannya tidak akan mengizinkan organisasi teroris mengancam negaranya.

“Biarkan semua orang yang mengancam akan membahayakan Israel tahu bahwa kami akan membalas mereka. Kekuatan keamanan kami akan bertindak melawan teroris Jihad Islam dengan menyingkirkan ancaman dari warga Israel,” kata Lapid.

Jihad Islam, sebuah kelompok Islam yang didukung Iran, memiliki kehadiran yang kuat di Gaza dan Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel sejak 1967.

Organisasi ini bermarkas di Damaskus, Suriah, dan merupakan salah satu kelompok militan terkuat di Gaza. Mereka bertanggung jawab atas banyak serangan, termasuk tembakan roket dan penembakan terhadap Israel.■
]]> , Situasi Gaza kembali memanas. Korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza meningkat menjadi 32 orang.

Angka tersebut diumumkan Kementerian Kesehatan Jalur Gaza, Palestina, Minggu (7/8). Jumlah itu meningkat delapan orang dari data yang diungkap pada Sabtu (6/8).

Saat itu, otoritas mengumumkan setidaknya 24 orang, termasuk enam anak-anak meninggal dunia dalam serangan Israel di Jalur Gaza. Tak hanya itu, serangan tersebut juga dilaporkan melukai setidaknya 215 orang.

Berdasarkan catatan Palestina, para anak yang tewas merupakan korban serangan udara Israel di Jabalia.

Namun, Israel menyangkal semua tudingan itu. Israel balik menuding anak-anak tersebut tewas akibat roket gerilyawan Gaza ke Israel, namun gagal.

“Pasukan keamanan Israel tidak menyerang Jabalia dalam beberapa jam belakangan. Insiden ini justru terbukti akibat salah tembak roket yang diakukan Jihad Islam,” demikian pernyataan pemerintah Israel yang dikutip Agence FrancePresse (AFP).

 

Saling gempur ini bermula pada Jumat (5/8), ketika Israel melancarkan serangan udara sebagai upaya pencegahan. Menurut mereka, kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) tengah menyusun rencana menyerang Israel.

Setidaknya 15 orang tewas akibat serangan Israel tersebut, salah satunya anak perempuan berusia lima tahun. Sementara 55 warga Palestina lainnya juga terluka.

Tak tinggal diam, Jihad Islam lantas membalas dengan menembakkan lebih dari 100 roket ke arah Israel. Namun, tak ada korban dalam serangan ini.

Israel menyatakan, mereka akan terus menggempur Gaza. Serangan itu bahkan bisa bertahan sampai sepekan ke depan. Sumber kelompok milisi Jihad Islam juga menegaskan tak akan ada gencatan senjata dalam waktu dekat.

“Untuk gerakan kami, fokusnya di medan perang,” ujar sumber tersebut.

Terpisah, Jihad Islam mengakui salah satu komandan senior bersenjata mereka tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.

“Brigade Al-Quds (Brigade Yerusalem) berduka atas pemimpin Khaled Mansour, anggota Dewan Keamanan dan Komandan Wilayah Selatan (Jalur Gaza) yang menjadi martir akibat serangan udara Israel kemarin (Sabtu),” ungkap kelompok itu, dikutip dari Reuters, Minggu.

 

Brigade Al-Quds adalah sayap bersenjata kelompok tersebut.

Eskalasi mematikan terbaru di Gaza, merupakan buntut penangkapan yang dilakukan Israel awal pekan ini di Tepi Barat terhadap Bassem al-Saadi. Ia merupakan anggota kunci Jihad Islam yang dipersalahkan Israel karena mengatur serentetan serangan.

Perdana Menteri Israel Yair Lapid menekankan bahwa pemerintahannya tidak akan mengizinkan organisasi teroris mengancam negaranya.

“Biarkan semua orang yang mengancam akan membahayakan Israel tahu bahwa kami akan membalas mereka. Kekuatan keamanan kami akan bertindak melawan teroris Jihad Islam dengan menyingkirkan ancaman dari warga Israel,” kata Lapid.

Jihad Islam, sebuah kelompok Islam yang didukung Iran, memiliki kehadiran yang kuat di Gaza dan Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel sejak 1967.

Organisasi ini bermarkas di Damaskus, Suriah, dan merupakan salah satu kelompok militan terkuat di Gaza. Mereka bertanggung jawab atas banyak serangan, termasuk tembakan roket dan penembakan terhadap Israel.■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |