Peringati Hari Hutan, Upaya Pelestarian Harus Dikedepankan –
3 min readKonsorsium Hari Hutan Indonesia kembali menggaungkan kampanye Hari Hutan Indonesia yang dilaksanakan tanggal 7 Agustus setiap tahunnya. Sebagai negara yang memiliki luas hutan hujan tropis peringkat ketiga di dunia, Indonesia perlu mengedepankan upaya pelestarian hutan.
Koordinator Konsorsium Hari Hutan Indonesia 2022, Miftachur Ben Robani, menyebutkan, terletak di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Selain itu, hutan menjadi sumber pangan dan obat-obatan, sumber air, sumber udara bersih serta menjadi tempat tinggal dan akar budaya berbagai suku bangsa dan masyarakat adat di Indonesia.
“Hutan kita kaya, memberikan beragam manfaat yang selama ini kita nikmati, baik yang berada di dalam hutan, di sekitar hutan, hingga masyarakat yang letaknya jauh dari hutan. Untuk itu, pelestarian hutan Indonesia harus terus dilakukan oleh kita semua,” ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (5/8).
Miftachur menerangkan, Hari Hutan Indonesia merupakan inisiatif Konsorsium Hari Hutan Indonesia, sebuah forum kolaborasi yang terdiri dari 27 anggota dari lintas organisasi yang memiliki kesadaran dan misi yang sama untuk berkomitmen penuh dalam upaya pelestarian hutan Indonesia.
“Hutan Kita Sultan menjadi pesan utama kampanye Hari Hutan Indonesia dengan tujuannya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta mengkampanyekan bahwa Hutan Indonesia kaya akan keragaman hayati, budaya, potensi, nilai ekonomis. Karena jika tidak ada hutan, tidak ada kehidupan,” sebutnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan, Nadia Hadad menuturkan, Hari Hutan Indonesia merupakan momen refleksi tentang sejauh mana keberhasilan upaya melindungi hutan.
Berdasarkan data KLHK, Hutan Alam Indonesia menyusut 4 juta hektare dari periode 2011 sampai 2019. Meski begitu, pembukaan hutan dari tahun ke tahun tampak terus menurun.
“Hal ini kita perlu rayakan dan awasi agar tren penurunan perubahan tutupan hutan terus berlanjut sehingga target iklim Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dan Kebijakan FOLU Net Sink 2030 bisa tercapai,” terangnya.
Untuk diketahui, peringatan Hari Hutan Indonesia tahun ini akan dipusatkan di Hutan Kota Kemayoran-Jakarta, dan akan dimeriahkan dengan acara musik hingga menonton film pendek yang berjudul Segala dalam Diam, yang berkisah tentang perjalanan anak muda di hutan Katingan, Kalimantan Tengah.
“Selain itu, terdapat jamuan ala hutan dan pameran perjalanan Hari Hutan Indonesia dari tahun ke tahun. Jamuan ala hutan akan menghadirkan kuliner-kuliner lokal dengan sebagian olahan dari hasil hutan bukan kayu (HHBK). ■
]]> , Konsorsium Hari Hutan Indonesia kembali menggaungkan kampanye Hari Hutan Indonesia yang dilaksanakan tanggal 7 Agustus setiap tahunnya. Sebagai negara yang memiliki luas hutan hujan tropis peringkat ketiga di dunia, Indonesia perlu mengedepankan upaya pelestarian hutan.
Koordinator Konsorsium Hari Hutan Indonesia 2022, Miftachur Ben Robani, menyebutkan, terletak di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Selain itu, hutan menjadi sumber pangan dan obat-obatan, sumber air, sumber udara bersih serta menjadi tempat tinggal dan akar budaya berbagai suku bangsa dan masyarakat adat di Indonesia.
“Hutan kita kaya, memberikan beragam manfaat yang selama ini kita nikmati, baik yang berada di dalam hutan, di sekitar hutan, hingga masyarakat yang letaknya jauh dari hutan. Untuk itu, pelestarian hutan Indonesia harus terus dilakukan oleh kita semua,” ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (5/8).
Miftachur menerangkan, Hari Hutan Indonesia merupakan inisiatif Konsorsium Hari Hutan Indonesia, sebuah forum kolaborasi yang terdiri dari 27 anggota dari lintas organisasi yang memiliki kesadaran dan misi yang sama untuk berkomitmen penuh dalam upaya pelestarian hutan Indonesia.
“Hutan Kita Sultan menjadi pesan utama kampanye Hari Hutan Indonesia dengan tujuannya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta mengkampanyekan bahwa Hutan Indonesia kaya akan keragaman hayati, budaya, potensi, nilai ekonomis. Karena jika tidak ada hutan, tidak ada kehidupan,” sebutnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan, Nadia Hadad menuturkan, Hari Hutan Indonesia merupakan momen refleksi tentang sejauh mana keberhasilan upaya melindungi hutan.
Berdasarkan data KLHK, Hutan Alam Indonesia menyusut 4 juta hektare dari periode 2011 sampai 2019. Meski begitu, pembukaan hutan dari tahun ke tahun tampak terus menurun.
“Hal ini kita perlu rayakan dan awasi agar tren penurunan perubahan tutupan hutan terus berlanjut sehingga target iklim Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dan Kebijakan FOLU Net Sink 2030 bisa tercapai,” terangnya.
Untuk diketahui, peringatan Hari Hutan Indonesia tahun ini akan dipusatkan di Hutan Kota Kemayoran-Jakarta, dan akan dimeriahkan dengan acara musik hingga menonton film pendek yang berjudul Segala dalam Diam, yang berkisah tentang perjalanan anak muda di hutan Katingan, Kalimantan Tengah.
“Selain itu, terdapat jamuan ala hutan dan pameran perjalanan Hari Hutan Indonesia dari tahun ke tahun. Jamuan ala hutan akan menghadirkan kuliner-kuliner lokal dengan sebagian olahan dari hasil hutan bukan kayu (HHBK). ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID