Temui Kepala Kepolisian Kamboja Menlu Retno Gercep Cegah WNI Jadi Korban TPPO Lagi –
4 min readMenteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi akan menemui Kepala Kepolisian dan Pemerintah Kamboja. Dia ingin memperkuat koordinasi guna mencegah berulangnya kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO), yang menyasar para Warga Negara Indonesia (WNI)
Retno dijadwalkan bertemu Kepala Kepolisian Kamboja di Phnom Penh besok. Pertemuan itu akan digelar di sela-sela kegiatannya menghadiri ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) di Phnom Penh, Kamboja, pada 30 Juli hingga 6 Agustus.
“Saya berencana melakukan pertemuan dengan otoritas Kamboja guna membahas langkahlangkah selanjutnya,” kata Retno ketika menyampaikan pernyataan pers secara daring, Sabtu (30/7), mengenai penyelamatan puluhan WNI, korban penyekapan perusahaan yang melakukan penipuan berbasis daring atau online scam di Kamboja.
Dia menegaskan, upaya mencegah TPPO yang melibatkan WNI harus dilakukan secara serius, mengingat jumlah kasus dan korban yang semakin meningkat. Retno mencatat, kasus penipuan kerja di luar negeri bermodus online scam terus berulang sejak 2021.
“Ratusan WNI sudah kita selamatkan dan kita pulangkan, tetapi kasus serupa terus berulang dengan jumlah yang meningkat,” tuturnya.
Untuk itu, dia menekankan perlunya pencegahan menyeluruh melalui penegakan hukum secara tegas terhadap para perekrut di dalam negeri. Menurutnya, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai modus penipuan, serta mendorong kerja sama lintas negara.
Berdasarkan data Direktorat Pelindungan WNI Kemlu RI, jumlah WNI korban TPPO di Kamboja meningkat dari 119 orang pada 2021 menjadi 298 orang pada periode Januari-Juli 2022.
Gerak cepat (gercep) Retno ini menyusul maraknya lagi berita mengenai kasus penipuan dan penyekapan WNI oleh perusahan agen tenaga kerja bodong dengan iming-iming mendapat pekerjaan di Kamboja.
Minggu (31/7), Kepolisian Kamboja bersama KBRI Phnom Penh telah kembali berhasil menyelamatkan kembali tujuh orang WNI dari penyekapan perusahaan tenaga kerja bodong di Sihanoukville, Kamboja, Minggu (31/7).
Keberhasilan ini menambah jumlah WNI yang dapat diselamatkan menjadi total 62 orang. Tambahan jumlah WNI tersebut berdasarkan pendalaman lebih lanjut dari pihak Kepolisian Kamboja.
Menurut rencana, ke-62 orang WNI tersebut akan dipindahkan KBRI Phnom Penh dari Sihanoukville menuju Phnom Penh, Minggu (31/7) malam waktu setempat. KBRI Phnom Penh telah menyiapkan akomodasi selama mereka berada di Phnom Penh. Selama berada di Phnom Penh, para WNI akan mendapat konseling psikologis dari Kementerian Luar Negeri.
Sebelumnya Menlu Retno mengatakan, pada 30 Juli 2022, 55 orang WNI berhasil dibebaskan oleh Kepolisian Kamboja dan KBRI Phnom. Retno mengapresiasi bantuan Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhoon dalam upaya penyelamatan WNI yang disekap di Kamboja.
“Saya ucapkan penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah dan Otoritas Kamboja atas kerja sama dan bantuan evakuasi ini,” pungkasnya. ■
]]> , Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi akan menemui Kepala Kepolisian dan Pemerintah Kamboja. Dia ingin memperkuat koordinasi guna mencegah berulangnya kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO), yang menyasar para Warga Negara Indonesia (WNI)
Retno dijadwalkan bertemu Kepala Kepolisian Kamboja di Phnom Penh besok. Pertemuan itu akan digelar di sela-sela kegiatannya menghadiri ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) di Phnom Penh, Kamboja, pada 30 Juli hingga 6 Agustus.
“Saya berencana melakukan pertemuan dengan otoritas Kamboja guna membahas langkahlangkah selanjutnya,” kata Retno ketika menyampaikan pernyataan pers secara daring, Sabtu (30/7), mengenai penyelamatan puluhan WNI, korban penyekapan perusahaan yang melakukan penipuan berbasis daring atau online scam di Kamboja.
Dia menegaskan, upaya mencegah TPPO yang melibatkan WNI harus dilakukan secara serius, mengingat jumlah kasus dan korban yang semakin meningkat. Retno mencatat, kasus penipuan kerja di luar negeri bermodus online scam terus berulang sejak 2021.
“Ratusan WNI sudah kita selamatkan dan kita pulangkan, tetapi kasus serupa terus berulang dengan jumlah yang meningkat,” tuturnya.
Untuk itu, dia menekankan perlunya pencegahan menyeluruh melalui penegakan hukum secara tegas terhadap para perekrut di dalam negeri. Menurutnya, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai modus penipuan, serta mendorong kerja sama lintas negara.
Berdasarkan data Direktorat Pelindungan WNI Kemlu RI, jumlah WNI korban TPPO di Kamboja meningkat dari 119 orang pada 2021 menjadi 298 orang pada periode Januari-Juli 2022.
Gerak cepat (gercep) Retno ini menyusul maraknya lagi berita mengenai kasus penipuan dan penyekapan WNI oleh perusahan agen tenaga kerja bodong dengan iming-iming mendapat pekerjaan di Kamboja.
Minggu (31/7), Kepolisian Kamboja bersama KBRI Phnom Penh telah kembali berhasil menyelamatkan kembali tujuh orang WNI dari penyekapan perusahaan tenaga kerja bodong di Sihanoukville, Kamboja, Minggu (31/7).
Keberhasilan ini menambah jumlah WNI yang dapat diselamatkan menjadi total 62 orang. Tambahan jumlah WNI tersebut berdasarkan pendalaman lebih lanjut dari pihak Kepolisian Kamboja.
Menurut rencana, ke-62 orang WNI tersebut akan dipindahkan KBRI Phnom Penh dari Sihanoukville menuju Phnom Penh, Minggu (31/7) malam waktu setempat. KBRI Phnom Penh telah menyiapkan akomodasi selama mereka berada di Phnom Penh. Selama berada di Phnom Penh, para WNI akan mendapat konseling psikologis dari Kementerian Luar Negeri.
Sebelumnya Menlu Retno mengatakan, pada 30 Juli 2022, 55 orang WNI berhasil dibebaskan oleh Kepolisian Kamboja dan KBRI Phnom. Retno mengapresiasi bantuan Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhoon dalam upaya penyelamatan WNI yang disekap di Kamboja.
“Saya ucapkan penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah dan Otoritas Kamboja atas kerja sama dan bantuan evakuasi ini,” pungkasnya. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID