DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
22 December 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Ini BMKG Yang Bilang Awas, Cilacap Berpotensi Diterjang Tsunami Besar –

4 min read

Pemerintah Daerah dan masyarakat di daerah Cilacap, Jawa Tengah diminta untuk waspada dan siaga. Ada potensi, wilayah tersebut akan dilanda gempa berkuatan M 8,7 dan mengakibatkan tsunami besar setinggi pohon kelapa. Ini bukan nakut-nakutin, tapi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang bilang.

Pernyataan yang disampaikan BMKG ini bukan sekedar ramalan atau hasil penerawangan yang berkaitan dengan mistis. Informasi soal gempa dan tsunami besar di Cilacap merupakan hasil kajian dari berbagai pakar.

Berdasarkan kajian itu, Cilacap yang berada di garis Pantai Selatan Jawa, berpotensi gempa M 8,7 dan tsunami 10 meter dan mengakibatkan megathrust. Megathrust adalah jenis gempa antar lempeng terkuat di Bumi yang dapat menghasilkan energi sangat besar dan merusak di permukaan.

“Ini bukan ramalan, tapi hasil kajian para ahli gempa. Agar dari sekarang kita melakukan mitigas bencana,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari website resmi BMKG, kemarin.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Foto: Istimewa).

Informasi itu, sudah disampaikan langsung Dwikorita saat membuka kegiatan sekolah lapang gempa bumi (SLG) untuk masyarakat di kawasan pesisir Cilacap, Rabu (27/7).

Dalam agenda itu, BMKG turut mengundang Pemerintah Daerah (Pemda) serta pemangku kepentingan lain di daerah ini.

Meskipun hasil kajian, Dwikorita mengaku tidak tahu kapan prediksi itu akan benar-benar terjadi. Yang penting, kata dia, Pemda dan masyarakat harus bersiap untuk skenario terburuk. Apalagi sampai sekarang, belum ada satu pun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.

 

“Sehingga andaikata terjadi gempa bumi dan tsunami sewaktu-waktu, pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa-apa saja yang harus dilakukan, termasuk kapan dan ke mana harus berlari menyelamatkan diri secara mandiri atau kelompok,” tutur Dwikorita.

Mendengar kabar ini, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji berterima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BMKG. Tatto berjanji, pihaknya segera melakukan persiapan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

“Gempa dan tsunami tidak ada yang bisa memprediksi, semuanya dari Tuhan, dari Allah. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, harus siap. Kesiapan ini harus disertai dengan edukasi melalui SLG ini,” kata Tatto.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf menilai, ada 2 hal yang perlu ditekankan terkait kabar dari BMKG ini. Pertama, kali ini, prediksi BMKG benar-benar akurat bukan sekedar nakut-nakutin. Sehingga upaya mitigasi yang dilakukan bisa lebih terukur.

Kedua, perlu kesiapan semua pihak sebagai bentuk mitigasi dan penyelamatan. Ketiga, Pemda dengan seluruh turunannya harus melalukan sosialisasi dan evakuasi, sekurang-kurangnya sejak 12 jam sebelum terjadinya tsunami.

Di dunia maya, kabar yang disampaikan BMKG ini tentu saja bikin panik warganet. “Astaghfirullaah… Kami berlindung kepada-Mu, yaaa Allah dari segala mara bahaya.. aamiin..” cuit @BianFaTi769. “Udah berkali kali berita kaya gini. Semoga keluarga di deket pantai sehat selamat,” timpal @DianaWarsih.

Akun @Rosi_Occhie berharap pihak terkait segera cari solusi terkait informasi yang disampaikan BMKG. “Mitigasi juga ke masyarakat sini, sekolah-sekolah juga. Masalahnya, jalur evakuasi menuju dataran yang tertinggi cuma ada satu jalan utama. Dulu aja macetnya bukan main, apalagi sekarang ini nanti,” cuitnya. [MEN] ]]> , Pemerintah Daerah dan masyarakat di daerah Cilacap, Jawa Tengah diminta untuk waspada dan siaga. Ada potensi, wilayah tersebut akan dilanda gempa berkuatan M 8,7 dan mengakibatkan tsunami besar setinggi pohon kelapa. Ini bukan nakut-nakutin, tapi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang bilang.

Pernyataan yang disampaikan BMKG ini bukan sekedar ramalan atau hasil penerawangan yang berkaitan dengan mistis. Informasi soal gempa dan tsunami besar di Cilacap merupakan hasil kajian dari berbagai pakar.

Berdasarkan kajian itu, Cilacap yang berada di garis Pantai Selatan Jawa, berpotensi gempa M 8,7 dan tsunami 10 meter dan mengakibatkan megathrust. Megathrust adalah jenis gempa antar lempeng terkuat di Bumi yang dapat menghasilkan energi sangat besar dan merusak di permukaan.

“Ini bukan ramalan, tapi hasil kajian para ahli gempa. Agar dari sekarang kita melakukan mitigas bencana,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari website resmi BMKG, kemarin.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Foto: Istimewa).

Informasi itu, sudah disampaikan langsung Dwikorita saat membuka kegiatan sekolah lapang gempa bumi (SLG) untuk masyarakat di kawasan pesisir Cilacap, Rabu (27/7).

Dalam agenda itu, BMKG turut mengundang Pemerintah Daerah (Pemda) serta pemangku kepentingan lain di daerah ini.

Meskipun hasil kajian, Dwikorita mengaku tidak tahu kapan prediksi itu akan benar-benar terjadi. Yang penting, kata dia, Pemda dan masyarakat harus bersiap untuk skenario terburuk. Apalagi sampai sekarang, belum ada satu pun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.

 

“Sehingga andaikata terjadi gempa bumi dan tsunami sewaktu-waktu, pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa-apa saja yang harus dilakukan, termasuk kapan dan ke mana harus berlari menyelamatkan diri secara mandiri atau kelompok,” tutur Dwikorita.

Mendengar kabar ini, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji berterima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BMKG. Tatto berjanji, pihaknya segera melakukan persiapan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

“Gempa dan tsunami tidak ada yang bisa memprediksi, semuanya dari Tuhan, dari Allah. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, harus siap. Kesiapan ini harus disertai dengan edukasi melalui SLG ini,” kata Tatto.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf menilai, ada 2 hal yang perlu ditekankan terkait kabar dari BMKG ini. Pertama, kali ini, prediksi BMKG benar-benar akurat bukan sekedar nakut-nakutin. Sehingga upaya mitigasi yang dilakukan bisa lebih terukur.

Kedua, perlu kesiapan semua pihak sebagai bentuk mitigasi dan penyelamatan. Ketiga, Pemda dengan seluruh turunannya harus melalukan sosialisasi dan evakuasi, sekurang-kurangnya sejak 12 jam sebelum terjadinya tsunami.

Di dunia maya, kabar yang disampaikan BMKG ini tentu saja bikin panik warganet. “Astaghfirullaah… Kami berlindung kepada-Mu, yaaa Allah dari segala mara bahaya.. aamiin..” cuit @BianFaTi769. “Udah berkali kali berita kaya gini. Semoga keluarga di deket pantai sehat selamat,” timpal @DianaWarsih.

Akun @Rosi_Occhie berharap pihak terkait segera cari solusi terkait informasi yang disampaikan BMKG. “Mitigasi juga ke masyarakat sini, sekolah-sekolah juga. Masalahnya, jalur evakuasi menuju dataran yang tertinggi cuma ada satu jalan utama. Dulu aja macetnya bukan main, apalagi sekarang ini nanti,” cuitnya. [MEN]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |