Kasus Polisi Tembak Polisi Ada-ada Saja, Momen Pelukan Fadil Dan Sambo Kok Dicurigai –
5 min readMomen pelukan dua jenderal bintang dua itu terjadi, Kamis (14/7). Saat itu, Fadil Imran mendatangi ruang kerja Ferdy Sambo di Mabes Polri.
Fadil yang memasuki ruangan langsung disambut Sambo. Keduanya lantas berjabat tangan dan berpelukan.
Saat berpelukan, wajah Sambo terlihat tersedu dan menangis. Fadil lantas memeluk Sambo dengan kedua tangannya dan menepuk punggungnya. Fadil juga mencium kening Sambo dan kembali memeluknya erat.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto menilai, pelukan itu bentuk pertemanan. “Bukan (sesuatu yang salah),” kata Benny di Gedung Bareskrim Polri, kemarin.
Namun, yang menjadi masalah, kata Benny, momen tersebut diekspose ke publik.
Sementara, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menegaskan, proses penyidikan tidak bisa dicampur aduk dengan momen pelukan tersebut. Sebab, hal itu merupakan urusan personal dan menunjukkan rasa empati saja.
“Tetap profesional, transparan, akuntabel dan nggak dipengaruhi kejadian seperti itu,” tegas Dedi di Gedung Mabes Polri, kemarin.
Dedi mengatakan, penyidik memiliki kode etik profesi yang dijunjung tinggi, sehingga penyidik bisa dituntut jika tidak profesional menangani suatu kasus. “Ini menyangkut masalah trust juga,” tandasnya.
Kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J berbuntut panjang. Tercatat, dua perwira tinggi (pati) dan satu perwira menengah (pamen) Polri kini telah dinonaktifkan, lantaran pihak kepolisian tengah mengusut kasus ini.
Mereka adalah Irjen Ferdy Sambo dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kadiv Propam pada Senin (18/7). Selang dua hari kemudian, Kepala Biro Pengamanan Internal Polri (Karo Paminal) Brigjen Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto, dinonaktifkan, Rabu (20/7).
Terkait pengganti Hendra dan Budhi, Dedi mengatakan, pihaknya belum menentukan siapa penanggung jawab sementara (Pjs) atau pejabat pengganti dua posisi tersebut. “Siapa Pjs-nya akan secara administratif ditunjuk Kapolda,” ujarnya.
Netizen curiga dengan aksi pelukan antara Fadil Imran dan Ferdy Sambo.
Akun @Noval_chil mengatakan, semua melihat Kadiv Propam (nonaktif) Irjen Ferdy Sambo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran sedang main teletubies. Keduanya berpelukan dan nangis-nangisan. “Sehingga masyarakat meragukan juga objektivitasnya,” ujarnya.
“Gue pikir kejadian seperti ini cuma ada di drama, ternyata kehidupan nyata juga ada,” sahut @Mercede730.
Menurut @Akhmadsuhasan1, semua orang pasti bertanya-tanya melihat momen pelukan dua jenderal polisi, di tengah proses penyidikan kasus tewasnya Brigadir J dalam “peristiwa polisi tembak polisi di rumah dinas jenderal polisi.” Dia menilai pelukan tersebut, pelukan hangat. “Pasti ada apa apa,” duga dia.
Akun @gunawansewang meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran. Kata dia, pelukan tersebut juga berarti sesuatu yang sudah diketahui.
“Nonaktifkan Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya, karena pasti hasil penyidikannya tidak akan adil. Yang diselidiki temannya sendiri,” ujar @Arachman_maman.
Akun @Untung_sibarani juga menyarankan Kapolri menonaktifkan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Tujuannya, supaya proses hukum kasus kematian Brigadir J berjalan lancar.
“Kapolda Metro Jaya Fadil Imran salah langkah dalam kasus Ferdy Sambo. Padahal karier Fadil lagi moncer,” kata @Empu_Gondrong.
“Satu paket Kapolres Jakarta Selatan dan Kapolda Metro Jaya ini ternyata rupanya? Ya wassalam pak,” ujar @Sego_Pecel. “Pasti berdampak pada karier dari dua jenderal ini,” sahut @David_La_Halim.
Seharusnya, kata @Ahmad_dani
bila pelukan jangan divideoin. “Kan ember jadinya,” sesalnya.
Akun @Hartono_hakim berharap, tidak terjadi jiwa korsa yang membabi buta dalam kasus ini. Sebab, keluarga korban menerima ketidakadilan. Dia mengutuk pelakunya sungguh jahanam dengan mengorbankan nyawa.
“Pokoknya jangan sampai kendor, harus usut tuntas masalah ini. Dan semoga keluarga dari Brigadir j diberikan ketabahan,” ujar @Oppahendi. [TIF] ]]> , Momen pelukan dua jenderal bintang dua itu terjadi, Kamis (14/7). Saat itu, Fadil Imran mendatangi ruang kerja Ferdy Sambo di Mabes Polri.
Fadil yang memasuki ruangan langsung disambut Sambo. Keduanya lantas berjabat tangan dan berpelukan.
Saat berpelukan, wajah Sambo terlihat tersedu dan menangis. Fadil lantas memeluk Sambo dengan kedua tangannya dan menepuk punggungnya. Fadil juga mencium kening Sambo dan kembali memeluknya erat.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto menilai, pelukan itu bentuk pertemanan. “Bukan (sesuatu yang salah),” kata Benny di Gedung Bareskrim Polri, kemarin.
Namun, yang menjadi masalah, kata Benny, momen tersebut diekspose ke publik.
Sementara, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menegaskan, proses penyidikan tidak bisa dicampur aduk dengan momen pelukan tersebut. Sebab, hal itu merupakan urusan personal dan menunjukkan rasa empati saja.
“Tetap profesional, transparan, akuntabel dan nggak dipengaruhi kejadian seperti itu,” tegas Dedi di Gedung Mabes Polri, kemarin.
Dedi mengatakan, penyidik memiliki kode etik profesi yang dijunjung tinggi, sehingga penyidik bisa dituntut jika tidak profesional menangani suatu kasus. “Ini menyangkut masalah trust juga,” tandasnya.
Kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J berbuntut panjang. Tercatat, dua perwira tinggi (pati) dan satu perwira menengah (pamen) Polri kini telah dinonaktifkan, lantaran pihak kepolisian tengah mengusut kasus ini.
Mereka adalah Irjen Ferdy Sambo dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kadiv Propam pada Senin (18/7). Selang dua hari kemudian, Kepala Biro Pengamanan Internal Polri (Karo Paminal) Brigjen Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto, dinonaktifkan, Rabu (20/7).
Terkait pengganti Hendra dan Budhi, Dedi mengatakan, pihaknya belum menentukan siapa penanggung jawab sementara (Pjs) atau pejabat pengganti dua posisi tersebut. “Siapa Pjs-nya akan secara administratif ditunjuk Kapolda,” ujarnya.
Netizen curiga dengan aksi pelukan antara Fadil Imran dan Ferdy Sambo.
Akun @Noval_chil mengatakan, semua melihat Kadiv Propam (nonaktif) Irjen Ferdy Sambo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran sedang main teletubies. Keduanya berpelukan dan nangis-nangisan. “Sehingga masyarakat meragukan juga objektivitasnya,” ujarnya.
“Gue pikir kejadian seperti ini cuma ada di drama, ternyata kehidupan nyata juga ada,” sahut @Mercede730.
Menurut @Akhmadsuhasan1, semua orang pasti bertanya-tanya melihat momen pelukan dua jenderal polisi, di tengah proses penyidikan kasus tewasnya Brigadir J dalam “peristiwa polisi tembak polisi di rumah dinas jenderal polisi.” Dia menilai pelukan tersebut, pelukan hangat. “Pasti ada apa apa,” duga dia.
Akun @gunawansewang meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran. Kata dia, pelukan tersebut juga berarti sesuatu yang sudah diketahui.
“Nonaktifkan Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya, karena pasti hasil penyidikannya tidak akan adil. Yang diselidiki temannya sendiri,” ujar @Arachman_maman.
Akun @Untung_sibarani juga menyarankan Kapolri menonaktifkan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Tujuannya, supaya proses hukum kasus kematian Brigadir J berjalan lancar.
“Kapolda Metro Jaya Fadil Imran salah langkah dalam kasus Ferdy Sambo. Padahal karier Fadil lagi moncer,” kata @Empu_Gondrong.
“Satu paket Kapolres Jakarta Selatan dan Kapolda Metro Jaya ini ternyata rupanya? Ya wassalam pak,” ujar @Sego_Pecel. “Pasti berdampak pada karier dari dua jenderal ini,” sahut @David_La_Halim.
Seharusnya, kata @Ahmad_dani
bila pelukan jangan divideoin. “Kan ember jadinya,” sesalnya.
Akun @Hartono_hakim berharap, tidak terjadi jiwa korsa yang membabi buta dalam kasus ini. Sebab, keluarga korban menerima ketidakadilan. Dia mengutuk pelakunya sungguh jahanam dengan mengorbankan nyawa.
“Pokoknya jangan sampai kendor, harus usut tuntas masalah ini. Dan semoga keluarga dari Brigadir j diberikan ketabahan,” ujar @Oppahendi. [TIF]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID