DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
25 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

3 Panggilan Kesayangan Jokowi Ke 3 Negara Adidaya Biden My Senior, Jinping Kakak Besar, Putin My Brother –

6 min read

Keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan KTT G20 di Nusa Dua Bali, tak lepas dari kepemimpinan Presiden Jokowi. Sebagai tuan rumah, Jokowi pandai menyenangkan para tamunya. Dia tampak begitu akrab dengan semua pimpinan kepala negara. Bahkan, Jokowi punya 3 panggilan kesayangan pada 3 negara adidaya. Presiden Amerika Serikat Joe Biden disapa “My Senior”, Presiden China Xi Jinping dipanggil “Kakak Besar”, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin dipanggil “My Brother”.

Salah satu keberhasilan dari KTT G20 ini adalah dibikinnya deklarasi pemimpin G20 atau dikenal dengan “G20 Bali Leaders Declaration”. Padahal sebelumnya, banyak kalangan yang ragu bahwa forum yang digelar di Bali pada 15-16 November itu akan menghasilkan jalan keluar. Mengingat kondisi global yang lagi panas akibat perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung selesai.

Sikap para pemimpin G20 pun terbelah mengenai perang tersebut. Amerika dan sekutunya mengecam Rusia. AS cs mendesak agar negara Beruang Merah itu dihukum dan dikeluarkan dari G20.  Sementara China menolak sikap sok kuasa AS serikat itu.

Perbedaan sikap inilah yang dianggap bakal membuat G20 sulit mencapai kesepakatan yang bisa diterima semua kalangan.Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan bahkan tak terlalu yakin,  deklarasi akan mencapai kata sepakat. Dalam satu kesempatan, Luhut dengan nada pasrah mengatakan   tak apa-apa juga kalau di G20 ini tak ada komunike.

Namun ternyata, di akhir KTT G20 para pemimpin negara G20 bisa mencapai kata sepakat soal Deklarasi G20. Presiden Jokowi menceritakan pembahasan Deklarasi G20 memang tak mudah. Pembahasan berlangsung alot. Untungnya setelah pembahasan yang panjang dicapai kesepakatan.

“Sampai tengah kita bicara mengenai ini dan akhirnya deklarasi Bali dicapai melalui konsensus,” kata Jokowi, saat bertemu dengan para pemimpin redaksi media, di Hotel Apurva Kempinski, Nusa Dua Bali, sebelum terbang ke Thailand untuk menghadiri KTT APEC, kemarin.

Menurut Jokowi, keberhasilan ini tak lepas dari diplomasi Pemerintah yang luwes. Salah satu keluwesan dalam berdiplomasi itu adalah memberikan panggilan kesayangan kepada para pemimpin negara adidaya seperti Joe Biden, Xi Jinping, dan Vladimir Putin.

Menurut Jokowi, panggilan akrab kepada para pemimpin negara ini bisa menghangatkan suasana dan mencairkan kekakuan. Apa saja panggilan akrab itu? Jokowi rupanya memanggil Biden dengan sapaan “My Senior”, sementara Xi Jinping disapa “Kakak Besar”, adapun Putin dipanggil “My Brother” atau Saudaraku. “(Dengan panggilan itu) saya (merasa) dekatlah,” kata Jokowi.

Panggilan akrab Jokowi kepada Jinping itu misalnya disampaikan Jokowi saat pertemuan bilateral antara Indonesia dan China yang digelar di Bali, Rabu (16/11).  Selain menyapa Jinping dengan Kakak Besar, Jokowi juga mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Xi Jinping sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China.

Diplomasi panggilan akrab ini bisa dibilang ampuh. Biden misalnya, beberapa kali memberikan apresiasi kepada Jokowi dengan berbagai bentuk. Seperti berlari kecil saat mendatangi Jokowi sambil memberikan sikap hormat dengan tangan. Selain itu, Presiden berusia 80 tahun itu  memberikan kata pujian kepada Jokowi yang sudah melakukan pekerjaan besar.

Putin pun rupanya senang disapa dengan panggilan “saudaraku”. Hal itu diungkapkan Putin saat hadir di acara Valdai Discussion Club di Moskow. Di acara itu, Putin menjawab pertanyaan Connie Rahakundini Bakrie, pengamat militer dan pertahanan dari Indonesia, yang meminta Putin hadir di acara G20.  Putin merespons pertanyaan Connie dengan memaparkan hubungan Rusia dengan Indonesia sangat baik. Hubungan baik itu, lanjutnya, tidak hanya saat ini, melainkan sudah terbina sejak lama.

“Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Indonesia hampir sepanjang sejarah. Bukan hanya hari-hari ini saja. Presiden Widodo, ketika dia menelepon saya, belia memanggil dengan ‘saudaraku’, saya mengatakan hal yang sama dengannya. Kami menghargai hubungan yang telah kami bangun dengan Indonesia,” kata Putin, Oktober, lalu.

Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menilai, KTT G20 di Bali telah berjalan sukses. Keberhasilan ini, tak lepas dari kepiawaian Pemerintah dalam melakukan diplomasi luar negeri. Menurut dia,  indikasi KTT G20 berjalan sukses itu adalah  hampir semua kepala negara dan pemerintahan serta pimpinan organisasi internasional hadir. Selain itu, selama penyelenggaraan KTT G20 keamanan terkendali.

“Berbagai program dari tiga fokus dari  tema yang diusung oleh Indonesia selama satu tahun berhasil diimplementasikan dan disepakati,” kata Hikmahanto, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Tak kalah penting, kata dia, Presiden Jokowi mendapat apresiasi dari dunia terkait upaya untuk menyelesaikan perang di Ukraina meski masih berlangsung. Selain itu, banyaknya bilateral meeting yang dilakukan di sela-sela KTT G20. Salah satu yang paling menarik, kata dia, yakni pertemuan antara Joe Biden dengan Xi Jinping yang berkomitmen untuk bersaing tanpa melibatkan penggunaan senjata dan kekerasan.

“Terakhir, tidak  ada negara yang kehilangan muka dalam Leaders’ Declaration meski Rusia mendapat kecaman dari sebagian anggota G20 yang merujuk pada Resolusi Majelis Umum mengingat dalam deklarasi disebutkan bahwa Forum G20 bukan tempat pembahasan masalah politik,” pungkasnya.■
]]> , Keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan KTT G20 di Nusa Dua Bali, tak lepas dari kepemimpinan Presiden Jokowi. Sebagai tuan rumah, Jokowi pandai menyenangkan para tamunya. Dia tampak begitu akrab dengan semua pimpinan kepala negara. Bahkan, Jokowi punya 3 panggilan kesayangan pada 3 negara adidaya. Presiden Amerika Serikat Joe Biden disapa “My Senior”, Presiden China Xi Jinping dipanggil “Kakak Besar”, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin dipanggil “My Brother“.

Salah satu keberhasilan dari KTT G20 ini adalah dibikinnya deklarasi pemimpin G20 atau dikenal dengan “G20 Bali Leaders Declaration”. Padahal sebelumnya, banyak kalangan yang ragu bahwa forum yang digelar di Bali pada 15-16 November itu akan menghasilkan jalan keluar. Mengingat kondisi global yang lagi panas akibat perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung selesai.

Sikap para pemimpin G20 pun terbelah mengenai perang tersebut. Amerika dan sekutunya mengecam Rusia. AS cs mendesak agar negara Beruang Merah itu dihukum dan dikeluarkan dari G20.  Sementara China menolak sikap sok kuasa AS serikat itu.

Perbedaan sikap inilah yang dianggap bakal membuat G20 sulit mencapai kesepakatan yang bisa diterima semua kalangan.Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan bahkan tak terlalu yakin,  deklarasi akan mencapai kata sepakat. Dalam satu kesempatan, Luhut dengan nada pasrah mengatakan   tak apa-apa juga kalau di G20 ini tak ada komunike.

Namun ternyata, di akhir KTT G20 para pemimpin negara G20 bisa mencapai kata sepakat soal Deklarasi G20. Presiden Jokowi menceritakan pembahasan Deklarasi G20 memang tak mudah. Pembahasan berlangsung alot. Untungnya setelah pembahasan yang panjang dicapai kesepakatan.

“Sampai tengah kita bicara mengenai ini dan akhirnya deklarasi Bali dicapai melalui konsensus,” kata Jokowi, saat bertemu dengan para pemimpin redaksi media, di Hotel Apurva Kempinski, Nusa Dua Bali, sebelum terbang ke Thailand untuk menghadiri KTT APEC, kemarin.

Menurut Jokowi, keberhasilan ini tak lepas dari diplomasi Pemerintah yang luwes. Salah satu keluwesan dalam berdiplomasi itu adalah memberikan panggilan kesayangan kepada para pemimpin negara adidaya seperti Joe Biden, Xi Jinping, dan Vladimir Putin.

Menurut Jokowi, panggilan akrab kepada para pemimpin negara ini bisa menghangatkan suasana dan mencairkan kekakuan. Apa saja panggilan akrab itu? Jokowi rupanya memanggil Biden dengan sapaan “My Senior“, sementara Xi Jinping disapa “Kakak Besar”, adapun Putin dipanggil “My Brother” atau Saudaraku. “(Dengan panggilan itu) saya (merasa) dekatlah,” kata Jokowi.

Panggilan akrab Jokowi kepada Jinping itu misalnya disampaikan Jokowi saat pertemuan bilateral antara Indonesia dan China yang digelar di Bali, Rabu (16/11).  Selain menyapa Jinping dengan Kakak Besar, Jokowi juga mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Xi Jinping sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China.

Diplomasi panggilan akrab ini bisa dibilang ampuh. Biden misalnya, beberapa kali memberikan apresiasi kepada Jokowi dengan berbagai bentuk. Seperti berlari kecil saat mendatangi Jokowi sambil memberikan sikap hormat dengan tangan. Selain itu, Presiden berusia 80 tahun itu  memberikan kata pujian kepada Jokowi yang sudah melakukan pekerjaan besar.

Putin pun rupanya senang disapa dengan panggilan “saudaraku”. Hal itu diungkapkan Putin saat hadir di acara Valdai Discussion Club di Moskow. Di acara itu, Putin menjawab pertanyaan Connie Rahakundini Bakrie, pengamat militer dan pertahanan dari Indonesia, yang meminta Putin hadir di acara G20.  Putin merespons pertanyaan Connie dengan memaparkan hubungan Rusia dengan Indonesia sangat baik. Hubungan baik itu, lanjutnya, tidak hanya saat ini, melainkan sudah terbina sejak lama.

“Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Indonesia hampir sepanjang sejarah. Bukan hanya hari-hari ini saja. Presiden Widodo, ketika dia menelepon saya, belia memanggil dengan ‘saudaraku’, saya mengatakan hal yang sama dengannya. Kami menghargai hubungan yang telah kami bangun dengan Indonesia,” kata Putin, Oktober, lalu.

Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menilai, KTT G20 di Bali telah berjalan sukses. Keberhasilan ini, tak lepas dari kepiawaian Pemerintah dalam melakukan diplomasi luar negeri. Menurut dia,  indikasi KTT G20 berjalan sukses itu adalah  hampir semua kepala negara dan pemerintahan serta pimpinan organisasi internasional hadir. Selain itu, selama penyelenggaraan KTT G20 keamanan terkendali.

“Berbagai program dari tiga fokus dari  tema yang diusung oleh Indonesia selama satu tahun berhasil diimplementasikan dan disepakati,” kata Hikmahanto, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Tak kalah penting, kata dia, Presiden Jokowi mendapat apresiasi dari dunia terkait upaya untuk menyelesaikan perang di Ukraina meski masih berlangsung. Selain itu, banyaknya bilateral meeting yang dilakukan di sela-sela KTT G20. Salah satu yang paling menarik, kata dia, yakni pertemuan antara Joe Biden dengan Xi Jinping yang berkomitmen untuk bersaing tanpa melibatkan penggunaan senjata dan kekerasan.

“Terakhir, tidak  ada negara yang kehilangan muka dalam Leaders’ Declaration meski Rusia mendapat kecaman dari sebagian anggota G20 yang merujuk pada Resolusi Majelis Umum mengingat dalam deklarasi disebutkan bahwa Forum G20 bukan tempat pembahasan masalah politik,” pungkasnya.■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |